Bulan Asing Seukuran Neptunus Ditemukan

By , Kamis, 3 Agustus 2017 | 13:00 WIB

Minggu ini, para astronom merilis temuan awal yang cukup kontroversial. Sebuah bulan seukuran Neptunus ditemukan mengorbit planet raksasa sekitar 4.000 tahun cahaya.

Jika terkonfirmasi, temuan ini akan menjadi temuan yang sangat besar. Bulan masif yang aneh itu akan menjadi bulan pertama yang terdeteksi di orbit yang mengelilingi dunia asing. Hal ini menandai sebuah babak baru dalam studi astronom tentang kosmos.

Namun, menemukan bulan pada jarak yang begitu jauh bukanlah hal yang mudah. Tim perlu mengumpulkan lebih banyak data untuk memverifikasi keberadaannya. Para astronom telah menjadwalkan waktu untuk melatih Teleskop Luar Angkasa Hubble di planet ini pada Oktober 2017, untuk melihat apakah sinyal tersebut menyala.

“Kandidat ini menarik, dan kami cukup yakin dengan ini. Jadwal Hubble telah kami persiapkan,” kata Alex Teachey, rekan penulis, melalui e-mail. “Namun, kami tetap antisipasi dan tidak mengklaim terlebih dahulu deteksi ini,” tambahnya.

“Pukulan” Lain untuk Kepler?

Jika membuahkan hasil, bulan ini akan menjadi yang terbaru dalam serangkaian temuan hebat untuk Kepler. Diluncurkan tahun 2009, observatorium berbasis antariksa ini telah menemukan lebih dari 2.000 dunia asing dan sekitar 4.000 planet kandidat.

Para astronom pun belum menggali lagi apa yang dimiliki observatorium ini. Pada bulan Juni, para astronom yang menggunakan data Kepler mengidentifikasi lebih dari 219 calon planet asing, termasuk beberapa planet layak huni seperti Bumi.

(Artikel terkait: Ternyata, Air Melimpah di dalam Bulan)

Cara kerja Kepler adalah mendeteksi planet-planet jauh yang lewat di depan “bintang rumah” mereka, melalui perspektif Bumi. Transit ini sejenak menghalangi sebagian kecil cahaya bintang, menyebabkan kemiringan berkala dalam kecerahan nyata.

Mendeteksi sebuah bulan yang mengorbit sebuah planet dengan teknik yang sama sangatlah sulit. Bulan-bulan tersebut bahkan lebih kecil dari planet mereka, yang berarti transit mereka tidak menghalangi banyak cahaya bintang. Selain itu, para astronom harus dengan susah payah memprovokasi sinyal dari bulan dan planet yang mengorbit.

Namun, tantangan ini tidak menghentikan ilmuwan untuk mencoba menemukan bulang-bulan asing yang mungkin layak huni, seperti à la Pandora dari Avatar atau bulan Endor di Star Wars. Sejak tahun 2012, David Kipping—astronom Columbia University dan rekan penulis studi—telah mempelopori Hunt for Exomoons dengan Kepler (HEK), sebuah upaya menyisir data Kepler mengenai petunjuk bulan.

Ganymede, bulan terbesar di tata surya kita, tampak menggantung di dekat Jupiter. Jika dikonfirmasi, bulan asing baru akan jauh lebih besar dari Ganymede. (NASA, JPL, University of Arizona)

Studi baru peneliti tersebut—yang diterbitkan pada layanan pratinjau arXiv—berfokus pada 284 planet Kepler yang dianggap paling mungkin untuk melahirkan sistem bulan yang menyerupai Jupiter. Tim tersebut kemudian mengumpulkan data transit planet-planet ini secara statistik, dengan harapan dapat melihat noda yang akan ditinggalkan bulan dalam sinyal kolektif.

Beberapa planet berukuran seperti Jupiter justru merapat dengan bintang mereka. Para astronom menganggapnya sebagai Jupiter panas yang terbentuk di pinggiran dingin sistem bintang mereka. Namun, ketika planet-planet tersebut bermigrasi, apa yang terjadi pada bulan mereka menimbulkan banyak pertanyaan.

(Artikel terkait: Inilah Alasan Mengapa Kita Belum Menemukan Keberadaan Alien)

“Mereka melihat planet yang lebih dekat dengan matahari daripada Jupiter adalah milik kita," kata astronom Observatorium Leiden, Matthew Kenworthy, yang tidak terlibat dalam penelitian ini. "Jadi pertanyaannya adalah, selama proses migrasi ini, apakah planet-planet ini kehilangan bulan mereka?", ucapnya.

Menurut data terbaru, planet Kepler ini tidak dipenuhi bulan. Para peneliti mengatakan, tidak lebih dari 108 dari 284 dunia asing yang dipelajari bisa memilikinya. Kendala ini menunjukkan bahwa banyak planet mirip Jupiter melepaskan bulan mereka jika mereka bermigrasi.

Harapan untuk Hubble

Ketika para peneliti menerapkan model bulan ke 284 planet individual, mereka juga menemukan sinyal menarik dari Kepler-1625b. Tambahan dalam data menunjukkan bahwa badan ukuran Neptunus yang lebih kecil mengorbit planet ini.

Dengan asumsi tertentu, hanya 1 dari 24.000 kemungkinan fluktuasi ini adalah kebetulan. Meskipun terdengar meyakinkan, itu hanya memenuhi syarat sebagai bukti di dunia astrofisika. Pengamatan Hubble bulan Oktober lah yang menentukan, apakah mengkonfirmasi atau justru menghancurkan fenomena bulan baru ini.

(Baca juga: NASA Akui Tidak Mampu Kirim Manusia ke Planet Mars)

Coauthor Teachey mengatakan bahwa dia belum berani menebak akhir dari fenomena bulan asing ini, begitu pula dengan Kenworthy. “Jika itu benar, itu akan sangat mengagumkan. Namun, seperti apa yang dikatakan penulis studinya, ini hanyalah prediksi awal,” ujar Kenworthy.

Ilmuwan planet MIT, Sara Seager, sependapat dengan Kenworthy. “Ini masih sebuah kandidat,” katanya melalui e-mail. “Saya benar-benar menantikan pengamatan Teleskop Luar Angkasa Hubble pada tahun 2017, untuk melihat apakah hal itu benar adanya,” tambah Seager.