Empat Spesies Katak Baru dari Genus <i>Philautus</i> Ditemukan di Sumatra

By , Jumat, 11 Agustus 2017 | 10:00 WIB

Kekayaan fauna Indonesia memang tidak ada habisnya. Setelah berhasil menemukan spesies ular dan bunglon baru, kali ini Dr Amir Hamidy, M Sc dan kolega kembali dengan empat spesies katak dengan genus Philautus baru dari Sumatra.

Makalah yang akan dipublikasikan dalam jurnal Herpetological Monographs ini merupakan hasil kerjasama dari para peneliti  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, University of Texas Arlington, Universitas Brawijaya, dan Broward College.

Mereka melakukan sebuah survei fauna herpetologi di pulau Jawa dan Sumatra mulai dari bulan Juni 2013 hingga Agustus 2015 dan menemukan empat katak Philautus baru, serta lima katak Philautus yang sudah diidentifikasikan sebelumnya.

(Baca juga: Punya Perut Sebening Kaca, Katak Ini Perlihatkan Organ Dalam Tubuhnya)

Penemuan ini semakin memperluas koleksi katak Sumatra yang selama ini dikira hanya terdiri dari tiga spesies, yakni P. aurifasciatusP. cornutus, dan P. similis.

Berikut adalah keempat katak dari genus Philautus yang ditemukan oleh Dr Amir dan kolega:

1. Philautus amabilis

Para peneliti menemukan katak P. amabilis  di Bur Ni Telong, Kabupaten Bener Meriah, Aceh; Gunung Merapi, Sumatra Barat; dan Gunung Sibuatan, Sumatra Utara, mulai dari ketinggan 1550 meter di atas permukaan laut.

Katak ini dapat dikenali dari ukurannya yang sedang, tidak adanya tonjolan-tonjolan pada kelopak mata, siku, dan kaki.

Pejantan dari P. amabilis juga tidak memiliki nuptial pad, sebuah benjolan berwarna hitam pada jempol yang digunakan untuk memegang betina saat kawin (amplexus), dan betinanya tidak memiliki benjolan besar pada bagian moncong (rostrum)

(Baca juga: Foto-foto Menawan Katak nan Rentan)

Dikarenakan bentuknya yang cantik, Amir dan kolega pun menamai katak ini amabilis yang diambil dari bahasa latin maskulin untuk cantik.

2. Philautus polymorphus

Philautus polymorphus (Dr Amir Hamidy, M Sc/LIPI)

Nama polymorphus diberikan oleh para peneliti karena warna dan motifnya yang sangat bervariasi, tetapi biasanya katak ini juga memiliki garis putih vertikal di bagian depannya.

Kepada Kompas.com, Selasa (8/8/2017), Dr Amir berkata bahwa katak ini paling mudah dikenali dari tonjolan berbentuk kerucut di bagian kelopak mata dan tonjolan-tonjolan yang signifikan pada bagian kaki katak ini.

(Baca juga: Pertama Kalinya Ditemukan, Katak yang Bercahaya dalam Gelap)

Selain itu, pejantan dari jenis katak berukuran sedang hingga besar ini juga tidak memiliki nuptial pad dan betinanya tidak memiliki benjolan besar di moncong.

Hidup di dataran tinggi antara 1337-2204 meter di atas permukaan laut, P. polymorphus bisa ditemukan dari daerah pegunungan Sumatra selatan dan tengah hingga Gunung Marapi, Sumatra Barat.

3. Philautus thamyridion

Philautus thamyridion (Dr Amir Hamidy, M Sc/LIPI)

P. thamyridion adalah katak kecil berwarna cokelat dengan kaki yang panjang dan bergaris-garis hitam. Katak ini juga memiliki tonjolan-tonjolan di area kelopak mata, punggung, dan kaki.

Namun, jangan mengganggap remeh P. thamyridion. Seperti namanya yang diambil dari Thamrys, seorang penyanyi yang sombong dalam mitologi Yunani, katak ini memiliki suara yang keras, cepat, dan bernada tinggi, meskipun bertubuh kecil.

(Baca juga: Seks Berbusa Ala Katak Pohon Grey Foam-Nest)

Diawali dengan bunyi “tek-tek”, katak ini biasanya mulai bernyanyi ketika matahari tenggelam atau langit mendung hingga satu jam setelah gelap.

P. thamyridion tinggal di daerah penggunungan Sumatra selatan pada ketinggian 911-1946 meter di atas permukaan laut.

4. Philautus ventrimaculatus

Philautus ventrimaculatus (Dr Amir Hamidy, M Sc/LIPI)

P. ventrimaculatus dapat ditemukan di dalam hutan Sumatra pada ketinggian 1883-2446 meter di atas permukaan laut, mengalahkan semua spesies Philautus lainnya.

Dr Amir bercerita bahwa ketika pertama kali menemukan P ventrimaculatus di Lampung, para peneliti sempat mengira spesimen ini sebagai P. cornutus.

(Baca juga: Spesies Baru Katak Beracun Ditemukan di Hutan Amazon)

Pasalnya, deskripsi warna dari P. cornutus yang dijelaskan oleh pakar zoologi George Albert Boulenger pada tahun 1920 sangat mirip dengan pewarnaan spesimen yang ditemukan oleh para peneliti.

Akan tetapi, P. ventrimaculatus memiliki pewarnaan yang unik. Walaupun didominasi warna hijau, katak kecil ini memiliki bercak-bercak hitam kecokelatan pada bagian perutnya.

Alhasil, Dr Amir dan kolega pun menamainya ventrimaculatus yang berasal dari kata Latin venter untuk perut dan macula yang berarti bintik.

Artikel ini sudah pernah tayang sebelumnya di Kompas.com dengan judul: Peneliti Kenalkan 4 Spesies Katak Baru dari Sumatra