Perilaku Kanibal Singa Laut Kejutkan Para Ilmuwan

By , Senin, 21 Agustus 2017 | 11:00 WIB

Dalam bentuk kanibalisme yang tidak pernah dilihat sebelumnya, seekor singa laut jantan besar tampak dengan brutal membunuh dan memakan bayi singa laut–dan dicurigai melakukan hal yang sama lagi pada beberapa bayi yang lain.

Bayi singa laut tidak melakukan apapun untuk memprovokasi serangan tersebut, dan singa laut jantan tersebut tidak memperoleh keuntungan yang jelas dari kematian tersebut, menurut laporan para ilmuwan dalam jurnal Marine Mammal Science.

Peneliti yang terkejut di Pulau Medny di Rusia mengamati singa laut Steller, spesies singa laut terbesar menyambar seekor bayi singa laut, lalu melempar, menggigit, dan mengayunkannya kembali dan seterusnya. Setelah bayi singa laut itu meninggal, singa laut dewasa itu merobek bangkai dan memakannya, akhirnya memakan perut dan organ tubuh lainnya sebelum membuang tubuh yang dimutilasi itu.

(Baca juga: Ukiran Tulang Manusia Ungkap Praktik Ritual Kanibalisme Kuno)

Tidak ada yang pernah melaporkan kanibalisme pada singa laut Steller. Bahkan pembunuhan bayi yang relatif umum di kalangan mamalia, sangat jarang terjadi pada spesies ini.

"Semua orang membicarakan tentang itu," kata penulis studi Vladimir Burkanov, seorang ahli biologi mamalia laut dengan Russian Academy of Sciences dan the U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration, yang mendanai penelitiannya di Steller.

Orang-orang berkata, "Singa laut membunuh bayi itu! Mengapa dia membunuh bayi itu? Dia adalah bocah yang baik!"

Anna Kirillova, penulis studi dari North Pacific Wildlife Consulting menyaksikan serangan tersebut pada tahun 2014; tim peneliti menemukan bangkai yang hancur dari dua ekor bayi singa laut lagi pada tahun 2014, dan yang ketiga pada tahun 2015.

(Baca juga: Kanibalisme Macan Tutul Tertangkap Kamera)

Menurut studi tersebut, setiap kali tim menemukan seekor bayi singa laut yang terluka, seekor singa laut jantan yang sama yang telah membunuh dan memakan bayi singa laut itu terlihat "berlumuran darah".

Tidak jelas apakah singa laut dewasa itu memakan salah satu dari tiga bangkai tambahan lainnya, tapi Burkanov menganggapnya mungkin. Meski begitu, singa laut itu tidak melahap cukup banyak bayi singa laut untuk memuaskan nafsu makannya, katanya. Singa laut dewasa Steller beratnya mencapai 2.500 pon, dan bayi singa laut beratnya hanya antara 35 dan 50 pon.

Singa laut Steller yang sangat teritorial secara rutin memiliki perkelahian "spektakuler" dengan singa laut jantan lainnya, bahkan membunuh saingannya yang mengganggu wilayah mereka, kata Burkanov.

(Baca juga: Kanibalisme dalam Hubungan Seks Belalang Sembah Tak Selalu Merugikan Pejantan)

Tapi singa laut jantan umumnya toleran terhadap bayi, kata Andrew Trites, seorang ahli biologi mamalia laut di University of British Columbia yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

"Saya belum pernah melihat yang seperti ini," katanya.

Terkait misteri motif singa laut dewasa itu, pembunuhan tersebut tidak akan membuat ibu dari bayi itu–yang sedang ke laut saat pembantaian–dapat menerimanya secara seksual, kata Trites. Singa laut Steller juga tidak peduli dengan si bayi, dia juga tidak melakukan upaya apa-apa untuk menyelamatkan dirinya dari bahaya karena telah membunuh bayi tersebut.

Sang ibu dengan kukuh menjaga mayat bayinya selama kurang dari sepekan. Tapi bayi yang dikanibal tersebut, yang baru berumur sembilan hari, juga tidak akan mendapat perlindungan dari ibunya walaupun saat itu ibunya hadir, kata Burkanov.

(Baca juga: Bukti Kanibalisme: Apakah Manusia Neanderthal Memakan Satu Sama Lain?)

Para ilmuwan hanya mengetahui dua ekor singa laut jantan Steller lainnya yang melakukan pembunuhan bayi, dan tidak terlibat kanibalisme. Di Pulau Medny pada tahun 1991, seekor singa laut dewasa menyambar seekor anak singa laut dengan giginya dan menabrakkan tubuh si bayi ke atas batu karang. Dalam kasus ini, singa laut itu awalnya berniat menyerang seekor burung camar, dan ketika burung itu terbang menjauh, singa laut tersebut kemungkinan melampiaskan amarahnya ke bayi singa laut di dekatnya.

Seekor singa laut kanibalistik tidak membunuh dengan alasan seperti itu. Burkanov mengatakan bahwa pembunuhan tersebut atas personal si singa laut dewasa: Beberapa ekor singa laut kalem, yang lain lebih aktif, dan perilaku singa laut yang ini tidak normal.

Trites setuju, singa laut tersebut bagai Hannibal Lecter—karakter psikiater forensik dan pembunuh berantai kanibalistik dalam film The Silence of the Lambsdi dunia singa laut. Apa yang Anda lihat di sini adalah kepribadian yang sangat psikotik."

(Baca juga: Terkuak, Kanibalisme Merajalela di Kamp Konsentrasi Nazi)

Tidak ada anak singa laut yang terkoyak-koyak lagi pada tahun 2016, yang merupakan kabar baik bagi spesies yang secara misterius menurun di sebagian besar habitatnya–The International Union for Conservation of Nature memperhitungkan bahwa Steller hampir terancam punah.

Di Pulau Medny misalnya, hanya ada 153 bayi singa laut yang lahir pada tahun 2016, turun dari tahun 1999 yang waktu itu ada 340 bayi singa laut yang lahir.

Tapi bayi singa laut itu berakhir dengan mengenaskan, "Mengerikan. Setiap orang normal tentu akan merasa menyesal telah melakukannya."