Kini Menjual Cula Badak di Afrika Selatan Dilegalkan

By , Selasa, 22 Agustus 2017 | 16:00 WIB

Sekitar 1.500 badak berkeliaran di peternakan John Hume di Klerksdorp Afrika Selatan, terletak seratus mil dari Johannesburg.

Setiap 20 bulan atau lebih, Hume, yang melahirkan lebih banyak badak daripada siapa pun di dunia ini, membuat tenang hewan tersebut dan menggergaji culanya. Dia melakukan ini untuk menangkal para pemburu liar, dan jaga-jaga bila suatu hari ada transaksi tunai lebih dari enam ton.

Hari itu akhirnya tiba. Pada hari Senin, Hume berencana mengadakan lelang online untuk menjual 264 cula badak ke penduduk Afrika Selatan.

Seekor badak dipangkas culanya. Sejak larangan penjualan cula badak di Afrika Selatan pada tahun 2009, Hume telah menyimpan culanya. Perdagangan cula badak telah dilarang sejak tahun 1977. (David Chancellor, Kiosk via National Geographic)

Sebuah moratorium atau penangguhan untuk membeli dan menjual cula badak di Afrika Selatan telah ada sejak 2009, tapi pada tahun 2015, Hume dan peternak cula badak lainnya mengajukan tuntutan untuk menyudahinya. Keputusan terakhir pengadilan pada bulan April membuka jalan bagi perdagangan dalam negeri untuk memulai lagi, meskipun larangan perdagangan internasional yang didirikan pada tahun 1977 tetap berlaku.

South Africa’s Department of Environmental Affairs mewajibkan siapa pun yang ingin membeli atau menjual cula badak untuk mengajukan izin. Hume memenangkan tawaran pengadilan dan mendapat izin di menit-menit terakhir pada sidang hari Minggu, menurut tweet oleh wartawan Afrika Selatan yang berada di ruang sidang.

Tujuan yang dinyatakan dalam lelang di website selama tiga hari tersebut adalah untuk "mengumpulkan uang, kemudian mendanai pengembangan dan perlindungan badak lebih lanjut," seperti yang dicatat oleh website yang akan menjadi tuan rumah pelelangan, diawasi oleh Pretoria-based Van’s Auctioneers.

Badak putih yang ditutup matanya ini baru saja dipangkas culanya. Pemangkasan cula tersebut untuk menangkal para pemburu liar, Hume juga menggunakan pasukan keamanan penuh waktu untuk melindungi badak-badak tersebut. (David Chancellor, Kiosk via National Geographic)

Afrika Selatan adalah rumah bagi 70 persen dari 29.500 badak putih di seluruh dunia, tapi sedang berada di tengah krisis perburuan liar. Tahun lalu, para pemburu membantai lebih dari 1.050 badak di negara ini, naik dari tahun 2007 yang hanya berjumlah 13.

Mereka memanfaatkan permintaan akan cula badak yang diselundupkan sebagian besar ke China dan Vietnam, yang mana dipahat menjadi tchotchkes (barang dekoratif), karya seni, juga dijual untuk digunakan dalam obat tradisional. (Cula badak terbuat dari keratin, protein yang sama yang ditemukan di rambut dan kuku manusia, dan hanya ada sedikit bukti bahwa cula badak memiliki nilai kuratif atau kemampuan mengobati untuk apapun).

Hume menghabiskan $170.000 per tahun untuk biaya keamanan badak-badaknya, kata situs lelang tersebut, ditambah biaya tambahan untuk pakan badak juga layanan kesehatan. Sebagian dari pengeluarannya dipakai untuk memangkas cula mereka.

Konsep menjual cula di Afrika Selatan telah menimbulkan kontroversi, dengan sebagian besar kelompok konservasi menentang gagasan tersebut. Kritikus menekankan bahwa hampir tidak ada pasar domestik untuk cula badak di Afrika Selatan, dan dikhawatirkan bahwa setiap cula yang dijual di dalam negeri akan diperdagangkan ke luar negeri.

"Sulit untuk melihat bagaimana pelelangan cula badak domestik akan melakukan apa saja selain mengirim sinyal yang membingungkan ke seluruh dunia," kata Ross Harvey, seorang ekonom dan peneliti senior The South African Institute of International Affairs, "Jika pasar domestik Afrika Selatan hampir tidak ada, kita harus mengajukan pertanyaan tentang siapa pembeli di lelang ini yang akan menjual cula mereka."

Para penentang sangat prihatin dengan pelelangan Hume karena memiliki aman berbahasa selain bahasa Inggris, yaitu  bahasa Vietnam dan bahasa Cina. "Jelas Mr. Hume memiliki pasar yang lebih luas, dan yang saya pikirkan, kita perlu mempertanyakan motifnya menjual cula," tulis Joseph Okori, kepala kantor regional Afrika Selatan the International Fund for Animal Welfare, dalam sebuah kiriman di sebuah situs LSM.