5 Inovasi Berbasis "Smartphone" Terbaik untuk Kesehatan Manusia

By , Selasa, 22 Agustus 2017 | 12:00 WIB

Daripada mengirim teknisi ahli untuk mengumpulkan sampel untuk melakukan analisis DNA di laboratorium kelas atas, tim lain di Texas A & M University telah menggunakan ponsel cerdas dan drone untuk memberikan tes dan hasilnya.

Tim 3D mencetak versi miniatur dari unit analisis DNA standar untuk mendeteksi Ebola (reaksi berantai polimerase). Unit kecil mereka terpasang pada smartphone.

Pengujian unit 3D dan telepon ini sedang digabungkan pada pesawat tanpa awak standar yang tersedia dipasaran secara komersial. Tapi pesawat tak berawak ini bukan hanya menjadi sarana transportasi untuk pengujian - motornya bertindak sebagai alat pemancar, sebuah langkah penting dalam proses kimia.

Prototipe tersebut telah berhasil melakukan tes DNA dalam penerbangan.

Menguji resistensi antibiotik pada serangga pembunuh

Dengan laboratorium mini tercantum di belakangnya, sebuah aplikasi smartphone dapat menguji resistensi antibiotik begitu juga dengan berbagai penyakit. (Nature Scientific Reports 6, 2016)

Malaria dan Ebola adalah penyakit yang mematikan. Tapi pembunuh terbesar anak-anak di negara berkembang adalah diare dari air yang terkontaminasi, dan pneumonia.

Antibiotik adalah pengobatan yang efektif, namun hanya jika bakteri penyebab penyakit ini tidak tahan terhadapnya.

Pengujian resistensi antibiotik melibatkan pertumbuhan bakteri dalam cairan yang dicampur dengan antibiotik. Jika obat ini bekerja dengan baik, maka bakteri tidak dapat tumbuh dan sampel uji tetap bersih.

Tapi bakteri yang resisten terhadap obat akan dapat tumbuh, dan membuat sampel berwarna keruh.

(Baca juga: 5 Golongan Pengguna Smartphone Indonesia)

Periset di University of California, Los Angeles, AS  telah mencetak 3D versi miniatur dari tes standar, yang didukung dan dicitrakan oleh smartphone.

Ponsel ini mengambil tiga gambar dari hasil tes - menunjukkan kerataan setiap tes dengan baik - dan mengirimkannya ke server untuk menjalani analisis otomatis. Hasilnya dikembalikan di aplikasi ponsel dalam waktu satu menit.

Salinan juga disimpan di server, sehingga memastikan obat yang tepat digunakan, sistem ini membantu melacak penyebaran resistensi antibiotik di seluruh dunia.

Ini dan aplikasi lainnya sama pintarnya dengan ponsel yang memungkinkannya.