Kerangka Bocah Neanderthal Buktikan Manusia Modern Tak Seunik yang Diduga Sebelumnya

By , Selasa, 26 September 2017 | 13:00 WIB

Meski begitu, tim Rosas menemukan bahwa tengkorak anak laki-laki Neanderthal itu sedikit berbeda dari tengkorak modern. Pada permukaan tengkorak bagian dalam milik J1, terdapat tanda-tanda tempurung kepala tersebut mungkin mengalami tekanan dari otak yang bertumbuh. Otak anak laki-laki itu sekitar 88 persen dari rata-rata otak Neanderthal dewasa.

Perbedaan ini menunjukkan bahwa otak anak laki-laki itu masih berkembang, demikian argumen para peneliti. Jika demikian, maka berarti pertumbuhan otak J1 lebih lambat dibandingkan manusia modern, yang otaknya berhenti tumbuh sebelum usia tujuh tahun. 

Perdebatan panas

Tak semua peneliti sepakat dengan logika Rosas, karena ia hanya menelit satu sampel. Ahli paleoantropologi Marcia Ponce de León and Christoph Zollikofer dari University of Zurich juga berpendapat bahwa Neanderthal mengalami perkembangan fisik seperti manusia. Meski mereka memuji studi ini secara keseluruhan, mereka mengatakan bahwa tidak ada bukti statistik yang menunjukkan bahwa otak J1 berkembang lebih lambat ketimbang manusia modern. 

Ponce de León dan Zollikofer mengatakan, otak J1 memang kecil untuk ukuran orang dewasa, namun sulit dipastikan tanpa adanya perbandingan lain. Beberapa Neanderthal dewasa bahkan memiliki otak yang lebih kecil dibanding J1—dan beberapa Neanderthal yang lebih muda ketimbang J1 memiliki otak lebih besar. 

Rekonstruksi wajah Neanderthal (National Geographic)

"Sementara kita mengetahui volume otak J1 di El Sidrón saat kematiannya, kita tak tahu tentang volume yang mungkin dicapai saat ia dewasa," ujar mereka. "Namun, secara keseluruhan, studi ini menunjukkan kasus meyakinkan tentang perkembangan lambat pada Neanderthal,  dan menggugurkan gagasan bahwa perkembangan lambat adalah keunikan manusia."

Tanya Smith, ahli gigi Neanderthal yang berafiliasi dengan Harvard dan Griffith University, juga mengutarakan keraguannya. Ia mengatakan bahwa kesimpulan para peneliti akhirnya bergantung pada akurasi usia gigi, tetapi metode penanggalan mereka berdasarkan pada beberapa ansumsi. Ia juga sepakat dengan Zollikofer dan Ponce de León: Hanya karena otak J1 dibawah ukuran rata-rata, bukan berarti organ tersebut masih terus tumbuh. 

"Saya pikir kita cukup tahu tentang variasi perkembangan dalam spesies hidup untuk tidak membuat kesimpulan dari fosil tunggal," pungkasnya.