Scott Fedick, penulis pertama makalah dari Department of Anthropology, University of California, sudah sejak beberapa dekade mengamati pengetahuan orang Maya tentang tanaman. Penelitian terbarunya yang bersama Santiago itu, mencoba memeriksa semua 497 tanaman yang dikonsumsi saat peradababn Maya, untuk mengetahui mana tanaman yang masih bisa dikonsumsi saat kekeringan.
"Ketika ahli botani mempelajari ketahanan terhadap kekeringan, mereka biasanya bericara tentang tanaman tertentu, atau ekosistem tertentu," terang Fedick. "Salah satu alasan mengapa proyek ini begitu menantang adalah karena kami memeriksa flora makanan dari seluruh peradaban—tahunan, tanaman keras, herba, pohon, hewan peliharaan, dan spesies liar. Itu adalah upaya yang unik."
Tidak jelas bagi Fedick dan Santiago, mengapa peradaban Maya kuno menghilang, bila faktor utamanya bukan kekeringan dan kelaparan. Mereka menduga, peradaban itu hilang karena pergolakan sosial dan ekonomi. Penelitian ini menunjukkan betapa pentingnya memanfaatkan tanaman tertentu, yang bisa bertahan dari kekeringan dan perubahan iklim di masa kini.
"Satu hal yang kami tahu adalah penjelasan yang terlalu sederhana tentang kekeringan yang menyebabkan runtuhnya pertanian mungkin tidak benar," ujarnya. "Bahkan dengan serangkaian kekeringan, mempertahankan keragaman tanaman yang tangguh akan memungkinkan orang, baik di masa kuno maupun modern, untuk beradaptasi dan bertahan hidup."
Alasan yang memungkinkan dari runtuhnya peradaban Maya bisa jadi adanya perubahan gerakan keagamaan, yang menyebabkan perselisihan kalangan relijius. Ada pula sistem pemerintahan yang korup atau tidak kompeten yang membawa peradaban besar itu mengalami perang saudara, atau imigrasi yang meluas.
Apabila perubahan iklim terjadi, itu pun berperan penting bagi kehancuran peradaban Maya, menurut analisis para ilmuwan. Deforestasi yang membawa lingkar setan itu membuat kekeringan, berujung pada laju roda ekonomi kacau balau, seperti resesi atau depresi yang lagi-lagi kembali pada bagaimana penguasa harus berjuang melanjutkan roda pemerintahannya. Sementara masyarakat biasa akan mengalami kesulitan dan bertahan hidup.
Baca Juga: Tikal, Kota Metropolis Super Kuno Maya yang Ditinggalkan Bangsanya