Sementara itu, ukuran cacing tambang jauh lebih kecil. Cacing tambang betina hanya mencapai satu sentimeter. Meski demikian, larva cacing tambang bisa masuk melalui kulit.
Bila telah masuk ke dalam tubuh manusia, cacing tambang akan hidup di usus halus. Gigi cacing akan melekat ke selaput lendir usus dan menghisap darah hingga menyebabkan anemia. Berat badan turun, pucat, tidak nafsu makan, mual, dan diare adalah gejala infeksi cacing tambang.
Untuk cacing kremi, mereka punya tempat tersendiri untuk bertelur. Hidup di usus besar, cacing kremi akan turun ke anus untuk mengeluarkan 11.000 telur per cacing di malam hari.
“Cacing kremi setelah bertelur akan mati. Tapi, ketika malam hari kita merasa gatal, digaruk, bisa masuk lagi ke mulut, saat makan misalnya. Kremi juga bisa migrasi ke kemaluan dan bikin infeksi saluran urin,” kata Rospita.
Baca Juga : Mumi Korea Beri Petunjuk tentang Tuanya Parasit Hati Manusia
Selain cacing gelang, cacing cambuk juga dapat menyebabkan anemia. Ukurannya mencapai 30-55 milimeter.
Pada taraf ringan, infeksi cacing cambuk tidak disertai gejala. Akan tetapi, pada tingkat lanjut akan terjadi peradangan dan iritasi selaput lendir usus. Lalu, 0,0005 cc darah akan dihisap oleh cacing gelang setiap harinya.
Sebetulnya, pencegahan terhadap infeksi cacingan cukup mudah dilakukan dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yaitu cuci tangan setelah buang air besar, sebelum makan, menggunting kuku, dan menggunakan alas kaki. Lalu, minumlah obat cacing minimal sekali setahun.
“Meski makanan dimasak, tapi tidak menutup kemungkinan larva bisa datang melalui lalat. Cuci tangan juga sebaiknya pakai air yang mengalir bukan hand santizer," kata Rospita.
"Ikan, kelapa mentah bikin cacingan hanya mitos. Semua makanan bisa bikin cacingan kalau sudah terkontaminasi,” imbuhnya lagi.