Australia Menjadi Salah Satu Penyebab Hilangnya 50 Persen Keanekaragaman Hayati di Dunia

By , Jumat, 27 Oktober 2017 | 11:00 WIB

Australia adalah satu dari tujuh negara yang bertanggung jawab atas hilangnya lebih separuh keanekaragaman hayati global. Indonesia berada di urutan teratas dengan sekitar 21 persen.

Hal itu terungkap dalam hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature hari ini.

Para ilmuwan mendasarkan temuan mereka pada memburuknya status konservasi spesies antara tahun 1996 dan 2008 dalam daftar merah International Union for the Conservation of Nature (IUCN).

Daftar merah IUCN menggunakan kategori untuk menentukan seberapa dekat satu spesies pada kepunahan, mulai dari "kurang mengkhawatirkan" sampai "punah di alam liar".

Dari 109 negara yang diteliti, Papua Nugini, Indonesia, Malaysia, India, China dan Amerika Serikat (terutama Hawaii) juga masuk dalam tujuh besar sebagai pelanggar konservasi terburuk.

Baca juga: Tahun 2100, Suhu Asia Selatan Diprediksi Terlalu Panas untuk Manusia

Para peneliti mengakui bahwa spesies asli yang terdapat di beberapa negara menjadi hambatan bagi perhitungan mereka. Namun, penulis laporan penelitian itu, Anthony Waldron, mengatakan bahwa mereka dapat melacak dari mana tekanan tersebut berasal.

"Begitu Anda menentukan negara mana yang mungkin bertanggung jawab atas hilangnya keragaman, Australia berada di urutan kedua," jelas Dr Waldron.

"Saya tahu banyak spesies terancam di Australia, tapi tidak menyadari keadaannya semakin memburuk begitu cepat," katanya.

Dibandingkan dengan Australia, yang mengalami hilangnya keragaman hayati antara 5 dan 10 persen dari total dunia, studi ini menemukan bahwa Indonesia memiliki "jumlah tertinggi spesies yang menurun", mewakili sekitar 21 persen dari total penurunan selama periode tersebut.

Penurunan keanekaragaman hayati dihitung dengan melihat peningkatan status spesies dalam daftar merah IUCN, seperti dari "kurang mengkhawatirkan" menjadi "terancam", atau "rentan" menjadi "terancam punah".

!break!