5 Mitos Minyak Kelapa yang Dipatahkan Ilmu Pengetahuan

By , Selasa, 31 Oktober 2017 | 12:00 WIB

Hal yang sama berlaku untuk orang-orang yang sangat kurus di Kitava (sebuah pulau kecil di Papua Nugini), yang hari-hariny mengonsumsi makanan tradisional seperti ubi jalar, ubi kayu, ubi jalar, talas, pisang, dan buah-buahan tropis lainnya, ikan, dan kelapa.

Diet mereka tidak hanya rendah lemak, tapi juga rendah alkohol, garam, gula, susu bahkan makanan olahan.Hal ini berbeda dengan diet pada masa lalu yang dibatasi, kelapa belum mampu melindungi diri dari adanya resiko yang terjadi dalam diet dan aktivitas.

Baca juga: 7 Mitos Keliru Seputar Diet

Di Samoa misalnya, pada tahun 2007 lalu konsumsi kelapa tidak pernah berubah, namun total kalori yang disumbang  dari makanan setiap harinya mencapai 3.800 kilojoule (900 kalori). Hal ini jauh lebih banyak jika dibandingkan dari tahun 1960an.

Kepulauan Pasifik saat ini menduduki peringkat pertama pada penderita obesitas, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2. Jumlah ini lebih banyak tiga kali lebih banyak daripada di Australia -meskipun semunaya mengkonsumsi kelapa-.

Sebagai satu review, baru-baru ini juga telah didapatkan penelitian di 21 makalah yang membahas lebih jauh tentang minyak kelapa. Hasil dari penelitian yang ada pada makalah terebut menyatakan bahwa ternyata minyak kelapa tidak dapat diandalkan untuk mengurangi kolesterol darah atau melindungi tubuh dari resiko terhadap penyakit jantung.

Membunuh Bakteri dan Virus

Beberapa situs internet mengklaim minyak kelapa dapat membunuh virus, jamur dan bakteri karena adanya kandungan monolaurin, senyawa yang berasal dari asam laurat.

Sebuah percobaan yang dilakukan pada tikus menunjukkan monolaurin dapat memberikan beberapa perlindungan terhadap bakteri Staphylococcus aureus (bertanggung jawab atas beberapa infeksi Staph), namun para periset yang melakukan penelitian ini tidak menemukan adanya efek baik pada minyak kelapa asli yang belum diolah atau masih perawan.

Sebagai gantinya, bentuk monolaurin (gliserol monolaurat) yang diproduksi dalam minyak kelapa sangat populer sebagai pengemulsi dan pelembab pada kosmetik, deterjen dan sabun. Ini disebabkan karena sifat minyak kelapa ini ternyata bermanfaat sebagai  penunjang permukaan pelembab atau pembersih  make-up. Memperbaiki Rambut

Berdasarkan beberapa makalah yang diterbitkan dalam Journal of Cosmetic Science,  diklaim bahwa minyak kelapa yang diaplikasikan pada rambut dapat lebih baik menembus batang rambut daripada minyak mineral.

Baca juga: Daging Kambing Sebabkan Darah Tinggi, Mitos atau Fakta?

Minyak rambut ini bisa lebih berguna dengn dipijat- pijat pada kulit kepala. Jangan khawarir, karena tidak ada dampak buruk yang diakibatkan dari mengoleskan minyak kelapa ke rambut. Jadi jika dibutuhkan, mungkin minyak kelapa bisa menjadi lebih bermanfaat karena alasan ini. Memutihkan Gigi

Pendapat ini merupakan ekstrapolasi lain dari gagasan bahwa minyak kelapa dapat membunuh organisme berbahaya. Praktek minyak peluh di mulut (disebut "menarik minyak") selama 10-30 menit sebelum akhirnya diludahkan berasal dari praktik Ayurvedic yang ada di India. Kegiatan tersebut diduga mengeluarkan racun yang ada di dalam mulut.

Jika praktek tersebut mampu membuat Anda merasa sakit atau sakit kepala, itu menandakan bahwa Anda sedang mengeluarkan toksin. Akan tetapi sampai saat ini tidak ada bukti ilmiah untuk mendukung praktik ini, dan para dokter menyarankan agar praktik tersebut diganti dengan perawatan gigi yang tepat.