Banyak negara berkembang berencana untuk membatasi emisi dan beradaptasi dengan perubahan iklim bergantung pada penerimaan dana yang cukup untuk menerapkannya.
Negara-negara yang makmur telah berjanji menggalang dana 100 miliar dolar setahun untuk pendanaan iklim pada 2020, untuk membantu negara berkembang mengatasi dampak dari perubahan iklim dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Namun negara-negara berkembang membutuhkan lebih dari 4 triliun dolar untuk menerapkan rencana mereka, menurut Least Developed Countries (LDC) Group yang mewakili 47 negara termiskin di dunia.
"Negara-negara LDC dan negara berkembang lainnya tidak bisa melakukan tindakan yang ambisius untuk menangani perubahan iklim atau untuk melindungi diri mereka dari dampak-dampak (perubahan iklim) kecuali seluruh negara memenuhi janji-janji yang telah mereka buat," kata Gebru Jember Endalew, ketua grup yang berasal dari Ethiopia.
"(Kami) menghadapi tantangan unik dan belum pernah terjadi sebelumnya yaitu membawa masyarakat keluar dari kemiskinan dan mencapai pembangunan berkelanjutan tanpa mengandalkan bahan bakar fosil," kata dia.
Grup ini mendorong pembicaraan Bonn untuk menghasilkan lebih banyak bantuan tunai untuk membiayai perubahan-perubahan yang diperlukan. Untuk menjalankan rencana aksi iklim saja, negara-negara yang paling tidak maju membutuhkan setidaknya 200 miliar untuk beradaptasi dengan dampak perubahan iklim yang semakin memburuk, termasuk musim kering yang lebih keras dan banjir yang lebih parah, kata Endalew.
Banyak negara-negara paling miskin di Afrika, Asia, Karibia dan Pasifik telah menyaksikan kerusakan akibat banjir, badai, kekeringan dan naiknya permukaan air laut.
Dengan dampak-dampak tersebut yang mengikuti kenaikan suhu global sebanyak 1,2 derajat celsius, banyak negara-negara miskin dan organisasi-organisasi yang mewakili kelompok paling rentan di dunia, mendesak agar batas kenaikan suhu tidak hanya ditahan di bawah 2 derajat, tapi lebih ambisius lagi yaitu 1,5 derajat celcius.
Sumber asli artikel ini dari Voaindonesia.com. Baca artikel sumber.