Sementara itu, serat buah tampaknya tidak menurunkan kematian karena kanker atau penyebab lainnya.
Penelitian ini bukan eksperimen terkontrol yang dirancang untuk membuktikan apakah atau bagaimana asupan serat dapat mempengaruhi kemungkinan kematian akibat kanker usus besar, catat para peneliti.
Dr. Samantha Hendren, seorang peneliti dari Universitas Michigan di Ann Arbor, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mencatat faktor risiko kanker kolorektal yang paling penting adalah riwayat keluarga, riwayat hidup polip / kanker, penyakit tertentu seperti kolitis ulserativa, dan tidak menjalani pemeriksaan berkala.
Baca juga: Berapakah Jumlah Ideal Makan Nasi?
"Gaya hidup juga bisa mempengaruhi risiko," kata Hendren melalui email. "Namun, diet hanya salah satu komponen risiko gaya hidup. Tidak merokok, berat badan normal, dan mengkonsumsi aspirin semuanya terkait dengan risiko kanker kolorektal yang lebih rendah."
Meskipun diet hanya satu bagian dari teka-teki, mungkin saja serat itu memiliki efek menguntungkan pada metabolisme yang dapat melindungi dari kanker, Hendren menambahkan. Namun tidak jelas mengapa pasien yang sudah memiliki tumor kolorektal akan hidup lebih lama dengan mengkonsumsi lebih banyak serat pada saat itu.
Meski begitu, mengonsumsi makanan berserat tinggi dapat menurunkan risiko terkena kanker kolorektal atau kanker dari tumor, catat Nour Makarem, seorang peneliti di Columbia University di New York yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Oleh karena itu, mengonsumsi makanan sehat yang tinggi kandungan gandum (misalnya beras merah, havermut, sereal gandum atau roti gandum) dan sumber serat lainnya seperti buah dan sayuran dapat melindungi dari kanker kolorektal dan juga meningkatkan hasil dan mengurangi risiko kematian di antara korban kanker kolorektal," kata Makarem melalui email.
Artikel ini sudah pernah tayang di Voaindonesia.com dengan judul Makanan Tinggi Serat Cegah Kematian Kanker Usus.