Obyek wisata dengan panorama dua gunung kembar di Jawa Tengah dapat ditemukan di Kabupaten Temanggung Ya, warga setempat mengembangkan satu destinasi wisata instagenic yang disebut dengan Posong.
Wisata Posong terletak di kaki Gunung Sindoro. Selain dapat memandang gunung itu, Posong juga menawarkan pemandangan indah dari Gunung Sumbing.
Namun, butuh perjuangan yang lumayan tinggi untuk sampai ke lokasi wisata itu. Untuk mencapai Posong, Anda harus melewati jalan berbatu yang tertata rapi sepanjang 3,5 km.
Baca juga: Decak Kagum Pada Tinabo, Surga Kecil di Taka Bonerate
Di perjalanan berbatu itu, Anda harus bersiap-siap turun mobil karena ada sebagian kendaraan yang tak kuat menanjak.
Di perjalanan, Anda akan melihat luasnya hamparan kebun kopi di kaki Sindoro. Jika beruntung, Anda akan bertemu dengan lokasi dan pemilik kedai kopi yang dijadikan syuting lokasi film Filosofi Kopi 2. Tempat kopi milik Pak Tuhar itu dapat dihampiri di tengah perjalanan.
Di Posong, sejumlah infrastruktur telah dibangun dengan apik. Spot wisata utuk berswafoto juga disesuaikan dengan amat kreatif. Lokasi yang instagramable itu merupakan panggung dari bambu dengan latar Gunung Sumbing, serta tulisan Posong dengan latar Gunung Sindoro.
Posong juga menyiapkan wahana permainan atraktif seperti halnya flying fox. Bagi yang suka berkemah di tenda, ada sekitar 8 tenda yang disewakan kepada pengunjung.
"Tarif nge-camp mulai 60 ribu sampai 150 ribu per pengunjung. Itu sudah plus tiket dan makan," kata salah satu pegawai wisata itu, akhir pekan kemarin.
Artikel terkait: Berwisata Ke Zona Demiliterisasi Korea
Meski akses transportasi wisata relatif sulit, namun rata-rata wisatawan cukup puas dengan pemandangan yang disajikan. Kopi Posong dan tempe menjadi peneman kala singgah di lokasi wisata itu.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bahkan mengunjungi spot itu. Ia cukup takjub melihat panorama yang ditampilkan, dan membahas jalan akses tatanan batu atau makadam. "Saya lihat desa tua di Jepang jalannya makadam. Di Korea juga begitu, itu indah," katanya.
Pengembangan destinasi wisata, kata dia, harus disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Jika perlu desain menghadirkan konsultan pariwisata.
Hal itu mencontoh pada kesuksesan Banyuwangi menyulap daerah yang tandus menjadi wisata yang berkelas. Jalan akses yang rusak juga dimanfaatkan dengan wisata adventure.
"Banyuwangi wisatanya naik pesat sekali. Bupatinya cerita, bahwa dia punya wisata tapi jalan gak ada, dan warga marah agar dibuatkan jalan. Bupati itu cari konsultan justru memberi masukan bagus, disurvei dan bertanya turis apakah ingin bangun jalan, hotel, atau ingin suasana lain," kata Ganjar.
"Ternyata masukan jalan jangan diaspal, jalan adventure naik jip lewat sungai. Jangan dibuat hotel tinggi, tapi cottage, jangan dikasih semua fasilitas, listrik, wifi. Cottagenya mahal minta ampun, tinggal pilihan seperti apa pengembangannya," pungkasnya.
Artikel ini sudah pernah tayang di Kompas.com. Baca artikel sumber.