Kota Meksiko Kecil yang Merangkul Islam

By , Senin, 27 November 2017 | 12:00 WIB
Anak sapi kembar siam yang telah diawetkan berdiri di sebuah toko daging di San Cristobal de las Casas. Daging halal sulit ditemukan di pedesaan, jadi umat Muslim yang taat harus melakukan penyembelihan sendiri. (Giulia Iacolutti)
 
Pria Muslim menyembelih dua ekor sapi untuk perayaan kurban di Chiapas. Daging dibagi menjadi tiga bagian: untuk keluarga, saudara, dan fakir miskin. (Giulia Iacolutti)
 
Idul Adha, "Hari Raya Kurban," adalah salah satu hari raya umat Muslim yang dirayakan di seluruh dunia setiap tahun. Tradisi menentukan bahwa mereka harus mengorbankan seekor binatang, biasanya seekor kambing atau sapi, ke arah Mekah. (Giulia Iacolutti)
 
Dahulu, bangsa Maya kuno mengorbankan manusia dan mengeluarkan jantung mereka sebagai persembahan kepada para dewa. (Giulia Iacolutti)

Saat hari raya Idul Adha tiba, Iacolutti menyaksikan komunitas Muslim mengurbankan dua ekor sapi dan segera memberikan dagingnya untuk tetangga-tetangga Kristen mereka.

"Salah satu ajaran luhur Islam adalah Anda harus membantu orang lain yang lebih miskin dari Anda," katanya. "Tidak penting apakah Anda percaya pada Tuhan yang lain—Anda tetangga saya dan Anda bisa makan makanan yang sama."

(Baca juga: Serial Foto: Upacara Sunat dalam Tradisi Muslim Uzbekistan)

Jilbab yang cerah ini-hadiah dari salah satu Muslim asing yang telah mengenal komunitas tersebut-adalah favorit Salama Palamo Diaz. (Giulia Iacolutti)
 
 
Seorang wanita muda Muslim membawa putrinya di pedesaan Molinos de Arcos. (Giulia Iacolutti)

Iacolutti merupakan seorang ateis, tetapi ia tidak pernah sekalipun diminta untuk berpindah agama. Di negara yang taat seperti itu, rakyatnya tampak tidak terganggu oleh orang yang tidak percaya Tuhan di tengah-tengah mereka.

Pernah sekali, dalam sebuah percakapan dengan seorang perempuan Muslim di Mexico City, ia merasakan hasrat memiliki kepercayaan selayaknya orang lain. "Kupikir kau memiliki kehidupan yang sangat kaya karena kau percaya," kata Iacolutti kepada perempuan itu. "Aku tidak percaya. Aku melihatmu dan kupikir kau memiliki kehidupan yang lebih baik."

Perempuan itu kemudian memarahinya. "Kau memotret," jawabnya. "Tuhanmu adalah fotografi dan keindahan dan informasi. Kau percaya padanya. Aku percaya pada Allah."

Nama proyek Iacolutti, Jannah, melambangkan surga dalam bahasa Arab. Surga dalam Quran digambarkan sebagai makanan, air, wanita cantik, dan kekayaan. (Giulia Iacolutti)