Saat hari raya Idul Adha tiba, Iacolutti menyaksikan komunitas Muslim mengurbankan dua ekor sapi dan segera memberikan dagingnya untuk tetangga-tetangga Kristen mereka.
"Salah satu ajaran luhur Islam adalah Anda harus membantu orang lain yang lebih miskin dari Anda," katanya. "Tidak penting apakah Anda percaya pada Tuhan yang lain—Anda tetangga saya dan Anda bisa makan makanan yang sama."
(Baca juga: Serial Foto: Upacara Sunat dalam Tradisi Muslim Uzbekistan)
Iacolutti merupakan seorang ateis, tetapi ia tidak pernah sekalipun diminta untuk berpindah agama. Di negara yang taat seperti itu, rakyatnya tampak tidak terganggu oleh orang yang tidak percaya Tuhan di tengah-tengah mereka.
Pernah sekali, dalam sebuah percakapan dengan seorang perempuan Muslim di Mexico City, ia merasakan hasrat memiliki kepercayaan selayaknya orang lain. "Kupikir kau memiliki kehidupan yang sangat kaya karena kau percaya," kata Iacolutti kepada perempuan itu. "Aku tidak percaya. Aku melihatmu dan kupikir kau memiliki kehidupan yang lebih baik."
Perempuan itu kemudian memarahinya. "Kau memotret," jawabnya. "Tuhanmu adalah fotografi dan keindahan dan informasi. Kau percaya padanya. Aku percaya pada Allah."