"Kepulauan Sampah" di Amerika Tengah Tunjukkan Masalah Pencemaran Laut

By , Senin, 27 November 2017 | 16:00 WIB

"Pada hari Jumat, kami mengisi 20 truk sampah masing-masing 13 meter kubik (460 kaki kubik), dan hampir tidak ada bedanya," kata Walikota Omoa, Ricardo Alvarado. "Kami bahkan menemukan tas berisi darah yang berasal dari rumah sakit Guatemala,” tambahnya.

Alvarado mengatakan bahwa terkadang bagian pantai digali untuk mengubur sampah. Bagaimanapun, sebagian besar limbah dibawa ke tempat pembuangan sampah kota dengan biaya tinggi bagi pembayar pajak setempat.

Baca juga: Indonesia Siapkan Dana Rp13,4 Triliun untuk Bersihkan Sampah Plastik di Laut

Awal pekan silam, Menteri Lingkungan Guatemala, Sydney Samuels, berjanji untuk membangun pabrik penanganan sampah senilai 1,6 juta dolar di Sungai Motagua—yang membentang di sepanjang sisi Guatemala perbatasan—untuk menangani beberapa tempat sampah.

Awal bulan November, Menteri Luar Negeri Guatemala, Sandra Jovel, telah bertemu dengan pejabat Honduras untuk membahas masalah pencemaran tersebut.

Menurut UN Environment Programme, 6,4 juta ton sampah berakhir di laut setiap tahunnya, dengan sebagian besar 70 persen jatuh ke dalam laut. Sekitar 15 persen tetap bersirkulasi pada arus laut, sementara sisanya berkumpul di pantai.