Banyak orang terkejut saat tokoh kuliner Indonesia Bondan Winarno dikabarkan meninggal dunia baru-baru ini. Pasalnya, meski sudah tak muda lagi, beliau masih terlihat sehat dan bugar. Melalui beberapa media kemudian terkuak bahwa sebenarnya sejak 2015 beliau didiagnosis mengidap aneurisma aorta, yang oleh dokternya disebut sebagai “bom waktu yang setiap saat bisa pecah dan mematikan.”
Apa itu aneurisma aorta? Siapa saja yang berisiko mengalaminya? Simak penjelasannya berikut ini.
Apa itu aneurisma aorta?
Aneurisma adalah penggelembungan di dinding arteri (pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke bagian tubuh lain). Aneurisma yang membesar bisa meledak dan menyebabkan perdarahan, bahkan kematian.
Sebagian besar aneurisma terjadi di aorta, yaitu arteri utama yang jalurnya dari jantung hingga ke dada dan perut.
Ada dua jenis aneurisma aorta:
- Aneurisma aorta torakalis: terjadi di bagian aorta yang berada du dada
- Aneurisma aorta abdominalis: terjadi di bagian aorta yang berada di perut.
(Baca juga: Makanan yang Dapat Menurunkan Risiko Penyakit Jantung)
Apa gejala aneurisma aorta?
Aneurisma biasanya tidak menimbulkan gejala yang nyata. Inilah kenapa kondisi ini sangat fatal karena penderita baru menyadari setelah penggelembungan di pembuluh darah sudah sangat besar atau telanjur pecah, dan seringnya sudah terlambat untuk diselamatkan. Biasanya, aneurisma baru ditemukan saat pasien dengan sengaja menjalankan tes kesehatan atau medical check up.
Namun, saat aneurisma sudah membesar biasanya ada beberapa gejala yang bisa dirasakan:
- Nyeri dada
- Nyeri punggung
- Perasaan aneh atau tak nyaman di bagian dada atas
- Denyut yang kuat di area perut
- Merasa kenyang setelah makan hanya sedikit
- Mual atau muntah
- Kepala “keliyengan”
- Lemas
- Napas pendek
- Denyut jantung cepat
- Mati rasa, kesemutan, atau sensasi dingin pada tangan atau kaki
- Pingsan
Saat ada penggelembungan pada pembuluh darah, biasanya akan terbentuk gumpalan darah. Jika gumpalan darah ini terpecah dan mengalir ke bagian tubuh lain, ia bisa menghalangi aliran darah ke organ penting seperti paru-paru, hati, ginjal, dan membuatnya berhenti berfungsi.
(Baca juga: Mengenal Trisomy 13, Penyakit Langka yang Diidap Adam Fabumi)
Apa penyebab aneurisma aorta?
Aneurisma aorta muncul akibat ada kelemahan pada dinding aorta. Kelemahan ini bisa terjadi karena bawaan lahir, atau bisa juga terjadi saat dewasa karena beberapa kondisi berikut ini:
- AterosklerosisAterosklerosis adalah kondisi saat arteri rusak atau tersumbat. Pada kondisi ini, plak yang berasal dari kolesterol menempel di dinding pembuluh darah dan membuatnya jadi lemah. Selain jadi penyebab utama aneurisma aorta, aterosklerosis juga sering kali menyebabkan penyakit jantung dan serangan jantung.
- Tekanan darah tinggiTekanan darah yang tinggi memberi tekanan pada dindin aorta. Jika dibiarkan selama bertahun-tahun, tekanan ini bisa memicu penggelembungan dinding pembuluh darah.
- DiabetesDiabetes yang tidak dikontrol dapat membuat kondisi aterosklerosis muncul lebih awal dan lebih parah, sehingga merusak pembuluh darah dan membuatnya jadi lemah, mudah diserang gangguan lain.
- Nekrosis medial kistikPada kondisi ini, lapisan medial pada pembuluh darah memburuk, dan ada lapisan abnormal yang melemahkan struktur pendukung dinding pembuluh darah. Ini biasanya terjadi pada beberapa penyakit keturunan seperti sindrom Marfan dan sindrom Ehlers-Danlos. Terkadang juga muncul akibat penyakit katup jantung, atau saat hamil.
- Aneurisma mikotikTerjadi saat ada bakteri yang masuk ke sistem pembuluh darah dan menyerang dinding pembuluh darah. Biasanya bakteri akan masuk melalui area yang sempat terluka atau yang lemah sejak lahir. Meski kini sudah mulai langka, di awal abad 20 salah satu penyebab utama kondisi ini adalah penyakit kelamin sipilis yang sudah parah.
- Aneurisma inflamasiKondisi inflamasi atau vaskulitis seperti psoriasis atau rheumatoid arthritis bisa memicu peradangan di dinding pembuluh darah. Jika tidak ditangani, ini akan membuat dinding aorta menjadi lemah.
- CederaCedera yang memengaruhi bagian dada atau perut, misalnya saat kecelakaan kendaraan atau terjatuh dengan keras, dapat merusak bagian dari aorta, membuatnya lebih lemah dan lebih mudah mengalami penggelembungan.
- (Baca juga: Menurunnya Fungsi Kognitif Otak Akibat MSG)
Siapa saja yang berisiko mengalami aneurisma aorta?
Pada sebagian besar kasus, penyebab aneurisma aorta tidak diketahui. Namun, ada beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini, yaitu:
- Berusia 55 tahun atau lebih tua
- Jenis kelamin pria
- Mengidap hipertensi alias tekanan darah tinggi
- Merokok
- Memiliki penyakit bawaan yang melemahkan pembuluh darah, misalnya sindrom Marfan
- Ada riwayat aneurisma aorta di keluarga
- Mengalami aterosklerosis
Aneurisma aorta abdominalis 5 kali lebih umum terjadi pada pria dibandingkan wanita. Aneurisma itu sendiri terjadi pada 3-9 pria dari 100, yang usianya di atas 50 tahun.
Bisakah kita mencegah aneurisma aorta?
Tidak ada obat yang bisa mencegah aneurisma aorta. Namun, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga pembuluh darah tetap sehat dan kuat.
- Konsumsi makanan rendah lemak dan rendah kolesterol
- Tingkatkan aktivitas tubuh: olahraga atau bergeraklah untuk meningkatkan detak jantung Anda, setidaknya 30 menit sehari
- Jangan merokok
- Jaga tekanan darah tetap normal
(Baca juga: Hati-Hati, Makan Terlalu Cepat Bisa Berakibat Fatal Bagi Kesehatan Jantung)
Apakah aneurisma aorta akan selalu berakhir dengan kematian?
Jika didiagnosis dengan segera dan dilakukan operasi untuk mengatasinya, banyak orang bisa sembuh seperti sedia kala. Namun, karena kondisi ini biasanya terjadi pada orang usia lanjut, proses penyembuhan bisa jadi sulit dan butuh waktu lama.
Jika aneurisma aorta tidak segera ditangani oleh dokter, ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi, dan efeknya bisa fatal:
- Penggumpalan darah: Penggumpalan ini bisa menyumbat aliran darah ke bagian tubuh atau organ tertentu, yang menyebabkan organ tersebut berhenti berfungsi.
- Perdarahan internal: Jika aneurisma pecah, akan terjadi perdarahan internal di dalam tubuh. Saat ini terjadi, penderita harus segera dibawa ke rumah sakit karena bisa merenggut nyawa jika tidak ditangani.
- Circulatory shock: Jika perdarahan terjadi cukup parah, tekanan darah akan turun drastis dan organ tubuh tidak akan menerima cukup darah sehingga tak bisa berfungsi dengan normal. Kondisi ini disebut “shock” dan bisa mengancam nyawa.
Sumber asli artikel ini dari hellosehat.com. Baca artikel sumber.