Myopia Boom, Meningkatnya Populasi Anak Pengidap Rabun Jauh

By , Kamis, 30 November 2017 | 17:00 WIB

Hal tersebut juga berlaku untuk anak sekolah. Jika dalam satu mata pelajaran berdurasi 50 menit, setidaknya ada waktu 10 menit untuk mata beristirahat melihat jauh. "Yang sehat seperti itu," sambungnya.

(Baca juga: Main di Luar Ruangan Bisa Cegah Rabun pada Anak)

The Myopia Boom menjadi permasalahan serius. Negara-negara seperti di China, Taiwan, dan Jepang, hampir 95% anak-anak menggunakan kacamata minus. Hal itu terutama karena kebiasaan melihat dekat.

"Dari penelitian ini, harapan kita masyarakat lebih pandai dan lebih sadar, khususnya kesehatan mata anak harus diperhatikan," tegasnya.

Orangtua tanggap

Salah satu hal yang sebaiknya dilakukan orang tua, adalah mengamati aktivitas anaknya. Jika anak sudah mulai memicingkan mata untuk melihat kejauhan, atau harus mendekat untuk melihat sebuah obyek, hal itu patut untuk dicurigai.

"Biasanya anak yang terbiasa melihat dekat akan nyaman dengan membaca, karena dia rabun jauh, aktivitas paling nyaman yang dipilih adalah melihat dekat seperti membaca. Orang tua harus curiga, sehingga perlu dilakukan screening," jelas Doni.

"Kalau bisa sekolah juga memrogramkan setidaknya setahun sekali kerjasama dengan petugas kesehatan untuk mengecek mata anak," sambungnya.

Dia mnegungkapkan, kerusakan mata pada anak, jika tidak ditanggapi dengan serius maka akan timbul hal yang lebih buruk. Masalah itu adalah Amblyopia atau mata malas. Ini merupakan kondisi kelainan pada salah satu mata anak.

"Mata satunya masih bagus, dia pakai satu mata yang bagus tadi terus, yang satunya lagi tidak dipakai. Jadi mata malas. Walaupun dikasih kacamata, itu tidak akan bisa normal lagi," ujarnya.

Kondisi mata malas, adalah seseorang tetap dapat melihat namun tidak dapat melihat tiga dimensi (jarak dan kedalaman, red). Penglihatan seseorang hanya dua dimensi, pengaruh dari stereoscopy-nya berkurang.

"Kita harus sadar pada anak-anak, masa depan masih panjang, mereka generasi penerus bangsa. Kalau dibiarkan, generasi mendatang ambruk. karena mata menginput 80 persen informasi ke seseorang," tutupnya.

Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul Myopia Boom, Kenapa Banyak Anak Zaman Sekarang Berkacamata?