Punya Pola Sama, Apa yang Membuat Sidik Jari Terbentuk dan Berbeda?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Sabtu, 15 Januari 2022 | 16:00 WIB
Kita punya sidik jari yang berbeda-beda karena gen yang dimiliki. Tapi gen apa sebenarnya yang membuat sidik jari harus ada dan berbeda-beda? (Creative Commons)

Nationalgeographic.co.id - Sidik jari membantu kita untuk meminimalisir gesekkan untuk meraba, membalik halaman buku, dan membuka kunci ponsel.

Garis-garis rumit dan beragam di ujung jari kita itu, juga menjadi tanda keunikan tiap individu manusia. Walau kita memiliki saudara kembar identik yang memiliki banyak kesamaan, sidik jari kitalah yang menjadi pembedanya. Bahkan, peranannya dipakai dalam catatan identitas kita pada KTP.

Meski demikian, sidik jari memiliki pola umum yang sama: berombak, melengkung, dan melingkar.

Sedetail dan seberagam itu sidik jari kita, para ilmuwan terus mencoba mencari tahu apa apa yang membuat sidik jari terbentuk. Mereka yakin penyebabnya adalah gen dalam tubuh kita. Sebelumnya, diyakini bahwa manusia kembar sekalipun memiliki perbedaan gen sekitar 0,5 persen.

Baca Juga: Studi Baru: Otak Kita Ternyata Memiliki 'Sidik Jari' nan Unik

Tapi gen manakah yang membuat sidik jari terbentuk dan memiliki pola yang berbeda-beda setiap individunya? Penelitian terbaru di jurnal Cell, terbit Kamis (06/01/2021) lalu, berpendapat faktor pembentuk sidik jari adalah gen yang terlibat dalam perkembangan anggota tubuh.

Temuan ini berbeda dari yang sebelumnya yang menganggap, kemunculannya disebabkan oleh gen aktif dalam pembentukan kulit untuk membuat pola sidik jari.

"Sidik jari adalah fitur menarik dari biologi manusia yang telah digunakan untuk sejumlah tujuan praktis seperti identifikasi individu dan, terlebih lagi, diagnosis kondisi," ujar Denis Headon, anggota penulis dari School of Veterinary Studies di University of Edinburgh, Inggris, dikutip dari Popular Science. Dia turut menyelidiki genetika variasi struktur pada kulit pada jenis berbeda, seperti rambut, bulu, dan sisik.

"Saya pikir apa yang kami dapatkan di sini adalah wawasan tentang bagaimana variasi sidik jari muncul dan bagaimana hubungannya dengan proses pengembangan anggota tubuh," lanjutnya.

Baca Juga: Berbeda-beda Pada Setiap Orang, Apakah Sidik Jari Bisa Berubah?

Temuan para peneliti ini berdasarkan analisis DNA besar pada lebih dari 23.000 orang di seluruh kelompok etnis, lewat eksplorasi dasar genetik dari variasi unik dalam sifat tersebut. Sehingga penelitian ini membutuhkan tim internasional untuk eksplorasinya.

Kemudian pada kesamaan pola umum, para peneliti tertarik untuk mencari kesimbangan gen tertentu yang menggeser kemungkinan variasinya. Sebab selingkaran apa pun sidik jari, pasti ada perbedaannya seperti sudut dan jalurnya.

Mereka menemukan bahwa banyak dari gen yang mendasari pembentukan ketiga pola tersebut tidak terhubung dengan pembentukan kulit, seperti yang diungkap penelitian sebelumnya. Mereka terbentuk bersamaan anggota tubuh lainnya dan jari.

"Apa yang dikatakan [penelitian] ini kepada kita adalah bahwa perbedaan antara lengkungan, lingkaran, dan berombak, muncul dari bagaimana anggota badan tumbuh dan dibentuk, serta khususnya bagaimana jari-jari terbentuk dan tumbuh, di dalam rahim sebelum kelahiran," ujarnya.

Secara ringkas, pembentukan itu terjadi sejak kulit awal kita yang cukup sederhana saat menjadi embrio. Kemudian kulit embrio akan mengembangkan folikel rambut, gigi, dan termasuk tonjolan sidik jari di telapak kaki dan tangan.

Baca Juga: Saat Kita Mati, Beberapa Gen di Otak Kita Malah Hidup Seperti Zombi

Anggota tubuh embrio mulai tumbuh sekitar minggu kelima perkembangan. Ketika elemen gennya yang berbeda dan bagian dari jari tangan mulai terbentuk, pembentuk anggota badan mulai menentukan pola sidik jari jauh sebelum pencetakannya muncul, kata Headon.

Sekitar minggu kedelapan sampai sepuluh perkembangan embrio, tangan dan kaki mengembangkan bantalan volar—kulit tebal sementara pada telapak tangan dan telapak kaki yang sangat menonjol saat ujung jari dan jari kaki berkembang. Bantalan volar ini umumnya akan hilang sebelum lahir, tetapi beberapa hewan mempertahankannya seperti primata. 

"Pada abad ke-20 disarankan bahwa bentuk bantalan ini—tingginya, bentuk spesifiknya, dan ukurannya—memengaruhi jenis sidik jari yang terbentuk," kata Headon.

Sementara pada temuan, mereka mengungkapkan, panjang jari dan ukuran, posisi, dan formasi bantalan volar semuanya berkontribusi pada pembentukan sidik jari yang dihasilkan. "Pengaruh genetik pada pembedaan lengkungan, bergelombang, dan lingkaran datang pada tahap awal pembentukan bidang di mana sidik jari akan terbentuk," jelasnya.

"Pendekatan genetik pada populasi besar ini dapat memberikan wawasan tentang proses perkembangan yang terjadi pada manusia yang sebagian besar tersembunyi dari pandangan," lanjut Headon. "Saya harap jenis penelitian ini dapat diterapkan pada karakteristik lain pada manusia dan memberikan informasi lain tentang bagaimana kita berkembang dan bagaimana kita berbeda satu sama lain."

Baca Juga: Ingin Punya Bayi Laki-Laki? Simak Rahasia Cara Mendapatkannya