Serba-Serbi Gunung Berapi: Jenis, Frekuensi Letusan dan Dampak

By , Rabu, 6 Desember 2017 | 14:00 WIB

Planet Bumi berisi ratusan gunung berapi, banyak di antaranya akan meletus pada saat yang bersamaan.

Banyak dari kita hanya memperhatikan gunung berapi saat mereka akan meletus atau mengganggu rencana perjalanan kita, namun kekuatan alam yang spektakuler ini bisa memberi dampak signifikan pada orang-orang yang tinggal di daerah setempat.

Sementara gunung berapi bisa merusak, mereka juga bertanggung jawab untuk menciptakan tanah pertanian yang kaya, mineral seperti emas dan perak, berlian, sumber air panas dan energi panas bumi.

Jadi, bagaimana salah satu keajaiban ini terbentuk, dan risiko apa yang sebenarnya mereka berikan?

Apa itu gunung berapi?

Gunung berapi seperti cerobong asap yang menyalurkan batu cair panas, yang disebut magma, mengalir dari lapisan di dalam Bumi dan meletus ke permukaan. Magma bisa berasal dari lapisan sejauh 200 kilometer di dalam Bumi dan sekalinya meletus -pada suhu panas 700 sampai 1.200 derajat Celsius -ia disebut lahar.

Saat magma naik berkilo-kilometer ke permukaan bumi, gas terlarut yang terkandung di dalamnya membentuk gelembung yang luas.

Gelembung ini meningkatkan tekanan magma dan, jika tekanan ini cukup besar, gunung berapi akan meletus.

Jumlah, suhu dan komposisi magma, termasuk jumlah gas terperangkap yang terkandung di dalamnya, menentukan jenis gunung api yang terbentuk.

Tiga jenis gunung berapi yang paling umum adalah strato, perisai dan kaldera.

(Baca juga: Tak Selalu Cair dan Panas, Magma Juga Dapat Berwujud Padat dan Dingin)

Gunung berapi strato

Gunung berapi strato adalah gunung berbentuk kerucut yang dibangun dari lapisan abu dan lahar. Mereka umumnya adalah jenis gunung berapi tertinggi dan dikenal karena letusan keras mereka.