Serba-Serbi Gunung Berapi: Jenis, Frekuensi Letusan dan Dampak

By , Rabu, 6 Desember 2017 | 14:00 WIB

Contoh supervolcano adalah Yellowstone di AS dan Danau Toba di Indonesia.

Di mana kita bisa menemukan gunung berapi?

Gunung berapi ditemukan di seluruh dunia namun lokasi yang paling umum untuk gunung berapi aktif berada pada batas lempeng tektonik di mana lempeng saling bertemu.

Satu lempeng saling mendorong lempeng lainnya di bawah (sebuah proses yang dikenal sebagai subduksi) dan saat ia tenggelam, ia meleleh dan menghasilkan jenis magma peledak yang dilepaskan melalui gunung berapi di lempeng atas.

Jenis gunung berapi ini biasa muncul di wilayah Cincin Api -sebuah daerah berbentuk tapal kuda di sekitar Samudera Pasifik.

Gunung berapi juga terjadi di tengah lautan di mana lempeng tektonik menyimpang atau bercabang.

Hal ini terutama terjadi di bawah air, di mana ia juga bisa menyebabkan ventilasi hidrotermal di dasar laut dalam yang memiliki bentuk kehidupan yang ekstrem.

Aktivitas vulkanik di Islandia juga berasal dari lempeng tektonik yang bercabang.

Beberapa gunung berapi muncul di tengah lempeng tektonik, dan tercipta saat lempeng bergerak di bagian dalam bumi yang panas.

(Baca juga: Mengapa Lumpur Gunung Berapi yang Masif Ternyata Mematikan?)

Di saat lempeng terus bergerak melintasi "hot spot" (tempat strategis), sebuah rantai gunung berapi, seperti yang terlihat di kepulauan Hawaii, tercipta.

Big Island adalah gunung berapi aktif terbesar di bumi -lebarnya sekitar 180 kilometer dengan tinggi sembilan kilometer.