Ratusan Telur Pterosaurus Langka Ditemukan di Tiongkok

By , Rabu, 6 Desember 2017 | 18:00 WIB

Para peneliti di China menemukan ratusan telur milik sebuah spesies reptil terbang pada masa dinosaurus. Temuan ini mencakup 16 embrio parsial yang beberapa masih dipertahankan dalam bentuk tiga dimensi (3D).

Dilaporkan dalam jurnal Science pada 1 Desember 2017, embrio menunjukkan bahwa sesaat setelah menetas, hewan tersebut dapat berjalan, tetapi tidak mampu terbang. 

Pemimpin penelitian Xiaolin Wang, ahli paleontologi vertebrata dari the Chinese Academy of Science, berkata bahwa dia dan timnya menemukan 215 butir telur di sebuah blok batu pasir berukuran 3 meter persegi yang berasal dari satu spesies pterosaurus.

Spesies tersebut, Hamipterus tianshanesis, hidup pada periode kapur awal atau sekitar 120 juta tahun lalu di wilayah China barat laut.

(Baca juga: Dinosaurus Terbesar Ditemukan, Bobotnya Setara Tumpukan 12 Gajah)

Ini merupakan rekor yang luar biasa. Pasalnya, para peneliti sebelumnya hanya dapat menemukan beberapa telur milik pterosaurus. Lima ditemukan di China, di tempat yang sama, dan dua telur lainnya di Argentina.

Dilansir dari Science News, Kamis (30/11/2017), kelangkaan ini disebabkan oleh telur pterosaurus yang agak lunak dengan cangkang yang tipis. Ini lebih mirip telur kadal modern, daripada telur buaya, burung dan dinosaurus. 

Ciri fisik yang lembut itu membuat telur pterosurus cenderung penyek selama pelestarian.

Menemukan fosil telur yang mengandung embrio tiga dimensi membuka jalan baru untuk pengembangan pterosaurus, kata Alexander Kellner, ahli paleontologi vertebrata Museu Nacional/Universidade Federal do Rio de Janeiro yang juga co-authorpenelitian ini.

Kellner berkata bahwa ratusan telur tersebut tidak ditemukan di sarang asli spesies ini. Mereka kemungkinan telah terseret banjir saat badai yang hebat. Kemudian, pasir dan sedimen yang terbawa oleh air dengan cepat mengubur telur lunak tersebut dan mengawetkannya.

(Baca juga: Penemuan Albany adder, Spesies Ular yang Disangka Punah)

"Kalau tidak, mereka pasti sudah membusuk," ujar Kellner.

Melalui komputerisasi tomografi, para peneliti mengamati isi internal telur tersebut. Dua embrio dalam kondisi terbaik mengungkapkan petunjuk tentang perkembangan pterosaurus.