Mungkinkah Manusia Bersahabat dengan Monyet dan Primata Lain?

By , Rabu, 6 Desember 2017 | 17:30 WIB

"Persahabatan dan kolaborasi sangat penting bagi kelompok untuk bertahan hidup," katanya.

Sementara itu, antropolog dari University of Notre Dame, Augustin Fuentes mengatakan bahwa primata mungkin bisa menolong manusia, tapi sangat langka terjadi. Menolong orang asing, kata Fuentes, "merupakan perilaku pembeda manusia. Hal inilah yang membedakan manusia dari makhluk lain," katanya.

Baik Arnedo dan Fuentes memberikan catatan pribadi tentang ikatan yang tumbuh dengan monyet yang mereka pelajari di lapangan.

"Jika Anda menghabiskan cukup waktu dengan mereka, mereka mungkin merasa bahwa Anda merupakan bagian dari kelompok," kata Arnendo. Tapi ia menambahkan, seperti halnya manusia, primata terbentuk oleh faktor-faktor lingkungan dan kepribadian individu. Primata yang hidup di wilayah yang sering menjadi sasaran perburuan mungkin akan lebih menunjukkan sikap bermusuhan dengan manusia daripada primata yang sering diberi makan.

Kedua ahli sepakat, alasan mengapa monyet mau "berteman" dengan seorang anak di India, kemungkinan lebih karena makanan yang ia bawa ketimbang hal-hal lain. Ukuran tubuhnya yang kecil juga mungkin membuatnya tampak tak terlalu mengintimidasi dibanding orang dewasa.

"Kita tahu monyet bisa membedakan laki-laki dari perempuan, anak-anak dari orang dewasa. Kami bahkan berpikir di beberapa tempat mereka bisa memberi tahu kewarganegaraan," kata Fuentes, merujuk bahwa orang-orang dari berbagai daerah cenderung menunjukkan pola perilaku yang berbeda.

Jika bukan seorang profesional terlatih, sebaiknya Anda tidak mendekati monyet liar. Selain bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh monyet terhadap manusia, seperti gigitan atau penyakit, manusia juga bisa menyebarkan penyakit ke hewan, mengganggu pola makan, berburu, dan perilaku alaminya. Tetap berada di jarak aman merupakan cara terbaik untuk mengamati satwa liar.