Setelah terinfeksi SARS-CoV-2, ginjal-ginjal mini ini, seperti jaringan pasien COVID-19, mengalami bekas luka. Tim juga menemukan bukti molekul-molekul sinyal yang diketahui terlibat dalam proses jaringan parut.
"Dalam penelitian kami, kami menyelidiki secara menyeluruh efek merusak kausal dari virus corona pada ginjal. [Kami] menunjukkan bahwa virus itu secara langsung menyebabkan kerusakan sel, terlepas dari sistem kekebalan tubuh," papar Jansen.
Semua ini sangat menunjukkan bahwa virus itu sendiri secara langsung bertanggung jawab atas kerusakan jaringan yang diamati.
Fibrosis ginjal (jaringan parut) dapat memiliki implikasi kesehatan jangka panjang yang serius, kata Reimer. Ia juga menambahkan bahwa perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari tahu lebih banyak atas proses jaringan parut akibat virus corona ini.
"Studi tindak lanjut jangka panjang akan memberikan wawasan lebih lanjut tentang patologi terkait ginjal yang disebabkan oleh SARS-CoV-2," pungkasnya.
Baca Juga: Varian Omicron Ditemukan di Luar Afrika, Apa yang Ilmuwan Ketahui?