Sebenarnya, perempuan dilarang untuk mengikuti lari marathon. Namun, tidak ada yang bisa menghentikan keinginan Mahsa.
Diselenggarakan pada 2016, “I Run Iran” merupakan marathon pertama di Negara tersebut. Ada 250 peserta dari 26 negara yang bersaing di kompetisi olahraga tersebut.
Mahsa tetap ingin berlari maraton di sana meskipun ia bukan peserta resmi. Mahsa datang ke lokasi pukul 6 pagi, ketika hari masih gelap.
(Baca juga: Kenali Satu-satunya Pelari Perempuan dalam Ultra Maraton Trans-Sumbawa 200)
“Ketika saya memulainya, cuaca sangat gelap. Saya tidak memiliki nomor lari dan tidak ada siapa pun di starting point. Saya mulai lari, lari dan lari, sambil sesekali mengambil foto. Saya sangat menikmayinya. Rasanya seperti berada pada sebuah petualangan di dunia yang belum diketahui sebelumnya,” papar Mahsa.
Wanita berusia 44 tahun ini berhasil menyelesaikan lari dalam waktu lima jam 30 menit. Ini membuatnya menjadi wanita pertama yang pernah berlari marathon di Iran.
“Saya bangga ketika berhasil menyelesaikannya karena berhasil menunjukkan bahwa wanita juga bisa lari seperti pria. Jika berusaha keras, kita bisa menggapai impian yang diingankan,” tambah Mahsa.
Setelah pengalaman pertamanya itu, Mahsa telah mencapai prestasi lainnya. Ia bahkan telah menyelesaikan ultra marathon dengan jarak 155 mil di gurun Iranian yang merupakan titik terpanas di Bumi. “Saya benar-benar yakin tidak ada yang mustahil di dunia ini,” pungkas wanita yang tinggal di Tehran ini.