“Orang-orangnya tidak menyukai perang,” tulis Varthema, “gemar memperhatikan barang dagangan mereka, dan sangat bersahabat dengan orang asing.”
Banda, menurut catatannya, pulau yang “sangat buruk dan suram [...] Di sini tidak ada raja atau pemerintah, melainkan orang-orang desa yang tampak liar dan sulit mengerti.”
“Tak ada yang tumbuh di sini, selain pala dan buah-buahan,” catat Varthema. Pala tumbuh secara spontan, dan menjadi harta semua warga. Setiap orang pun dapat menghimpun pala sebanyak yang dia mau, ungkapnya.
Baca juga: Hampir Setiap Minggu, Bumi Kejatuhan Satelit