Ilmuwan Dunia Berpaling ke Asia dan Australia untuk Menulis Ulang Sejarah Manusia

By , Jumat, 29 Desember 2017 | 12:00 WIB

Dari mana asal manusia?

Kurang lebih 40 tahun lalu, asal mula kita tampaknya sangat jelas.

Tetapi kini kita tahu bahwa riwayat manusia jauh lebih kompleks. Seperti dirangkum oleh Christopher Bae dan para sejawatnya dalam makalah mutakhir mereka yang baru saja diterbitkan dalam Science, data dari Asia dan Australia menjadi vital dalam menjahit sejarah baru ini.

Zoom dengan +/- dan klik tiap situs untuk melihat lebih banyak informasi. Boks di kiri atas juga bisa dipakai untuk menelusuri bukti.

Kisah sebelumnya kurang lebih berbunyi seperti ini: manusia modern (Homo sapiens) berkembang hingga mencapai bentuk anatomisnya sekarang di Afrika sub-Sahara sekitar 200.000 tahun lampau. Mereka berkeliaran di sana beberapa waktu, lalu kelompok-kelompok mulai keluar meninggalkan kampung halaman.

Tiba di Eropa Barat, sebuah “revolusi manusia” segera terjadi (40.000 tahun lalu), menghasilkan kemampuan berbahasa kompleks dan artistik yang paling mengagumkan, semacam ledakan kreatif. Orang-orang yang maju secara kognitif dan teknologi itu kemudian mengalahkan penduduk asli Neanderthal (dan kelompok-kelompok manusia purba, atau relatif kuno lainnya) dan akhirnya menaklukkan seluruh dunia.

Tetapi bukti baru menghendaki pemikiran ulang versi sejarah manusia ini.

Manusia modern

Analisis-analisis baru terhadap fosil manusia telah mendorong mundur leluhur modern paling tua yang kita ketahui sejauh sekitar 310.000 tahun. Dan mereka tidak ditemukan di sebelah timur atau selatan Afrika (seperti temuan-temuan fosil sebelumnya), tetapi dari sebuah situs yang disebut Jebel Irhoud di Maroko. Temuan-temuan ini memunculkan pertanyaan mengenai bagaimana—dan di mana—persisnya kita menjadi “modern”.

  

Lazimnya, kita memandang perbedaan utama antara manusia dan warga dunia binatang lainnya dalam hal penggunaan alat. Namun, para ahli primatologi dan ahli-ahli biologi lain merekam semakin banyak kejadian simpanse, orangutan, dan makhluk-makhluk lain membuat dan menggunakan alat.

Lebih dari itu, penelitian yang awalnya dilakukan di bagian selatan Afrika menunjukkan bahwa ledakan kreatif tidak terjadi di Eropa—ledakan itu terjadi di Afrika, dan jauh sebelum 40.000 tahun yang ditetapkan sebelumnya itu.

Sekarang kita memahami bahwa kapasitas kognitif dan sosial kompleks kita pertama kali muncul sekitar 100.000 tahun lampau atau sebelum itu. Dan itu bahkan bukan ledakan, melainkan mungkin lebih menyerupai nyala kecil yang pelan-pelan berkembang menjadi kobaran api kreativitas modern.

Manusia baru dan manusia lama

Barangkali bukti-bukti baru paling menggelitik berasal dari analisis atas sampel-sampel DNA kuno.