Peneliti Kembangkan Tes Deteksi Kanker Prostat Terbaru

By , Kamis, 18 Januari 2018 | 11:00 WIB

Tes baru memonitor sel darah putih dalam darah, yang bertanggung jawab untuk melindungi tubuh dari infeksi dan kanker. Para ilmuwan telah mengembangkan sebuah algoritma yang menentukan apakah kanker hadir berdasarkan bagaimana reaksi sel.

"Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kehadiran kanker prostat pada pria tanpa gejala dengan tingkat PSA <20 ng ml-1 dapat diidentifikasi dengan lebih baik menggunakan profil sel kekebalan yang dihasilkan tubuh," tulis temuan tersebut dalam jurnal Frontiers in Immunology.

"Karena praktik klinis saat ini lebih menyukai penggunaan tes PSA sebagai indikator awal kanker prostat, melengkapi model prediksi PSA dengan subset prediksi cytometry aliran dapat meningkatkan keakuratan uji awal kanker prostat dan mengurangi kasus pasien yang salah klasifikasi," sambung laporan tersebut.

Baca juga: Berat Badan Turun Drastis Tanpa Sebab, Waspadai Penyakit-penyakit Ini

Tes Genetik

Selain menyempurnakan tes darah yang saat ini digunakan, para peneliti juga membuat tes prediksi dengan cara yang lain yaitu tes genetik. Hal ini dikembangkan oleh para peneliti di University of California San Diego School of Medicine.

Mereka mengembangkan sebuah alat genetik untuk memprediksi kanker prostat.

Temuan yang dipublikasikan dalam British Medical Journal (BMJ) ini bermula dari ketidakpuasan peneliti terhadap pengujian PSA. Salah satunya dikarenakan tes PSA sering memberikan hasil positif palsu.

"Tes PSA yang ada berguna, tapi tidak cukup tepat untuk digunakan pada semua pria," kata Tyler M. Seibert, MD, PhD, penulis utama penelitian tersebut dikutip dari Science Daily, Jumat (11/01/2018).

Seibert dan timnya kemudian menggunakan studi asosiasi genom (GWAS ) untuk menentukan apakah gen pria cenderung mengembangkan kanker prostat. GWAS ini kemudian dapat digunakan untuk memprediksi risikonya mengembangkan bentuk penyakit yang agresif dan mematikan.

Baca juga: Melawan Stres Hingga Mencegah Kanker, Ini 5 Manfaat Sehat Kenari

GWAS mencari genom individu dalam variasi kecil, yang disebut single-nucleotide polymorphisms (SNPs), yang lebih sering terjadi pada orang dengan penyakit tertentu daripada pada orang tanpa penyakit ini. Ratusan atau ribuan SNP dapat dievaluasi bersamaan pada kelompok besar orang.