Satu Jam Bermain Media Sosial Bisa Merusak Pola Tidur

By , Kamis, 25 Januari 2018 | 19:00 WIB

Sebuah studi menyatakan bahwa satu jam bermain media sosial bisa menggagalkan pola tidur Anda.

Para peneliti Kanada ditugaskan untuk mencari tahu mengapa banyak anak muda kesulitan untuk tidur selama delapan jam.

Mereka menemukan bahwa akar permasalahannya adalah media sosial. Orang-orang yang menghabiskan 60 menit untuk membuka WhatsApp, Facebook, dan Snapchat, mengalami gangguan tidur lebih sering dibanding mereka yang tidak.

Semakin lama membuka aplikasi tersebut, maka semakin sedikit waktu tidur yang didapatkan.

(Baca juga: Lima Aturan Sehat Bermain Instagram)

Para peneliti mengatakan, penemuan ini sangat penting karena media sosial telah berkembang sangat cepat. Anak-anak dan remaja yang sering menggunakan teknologi baru ini, dikhawatirkan akan membawa kebiasaan buruknya hingga dewasa.

Studi sebelumnya menemukan fakta bahwa tidur yang tidak berkualitas berkaitan dengan kinerja akademis yang buruk. Biasanya, yang paling sering mengalami gangguan tidur adalah remaja, laki-laki, mereka yang jarang berolahraga dan memiliki kesehatan mental yang buruk.

Panduan di AS dan Kanada menyatakan, mereka yang berusia enam hingga 13 tahun harus tidur selama 9-11 jam setiap malam. Remaja berusia 14 hingga 17 tahun, 8-10 jam, dan mereka yang berusia di atas 18 tahun, paling tidak memiliki waktu tidur 7-9 jam per harinya demi memaksimalkan kesehatan dan kesejahteraan diri.

“Tidur merupakan komponen penting bagi kesehatan. Baik kesehatan mental maupun fisik. Meskipun begitu, banyak remaja yang mengalami kurang tidur,” kata dr. Jean-Phillipe Chaput, pemimpin penelitian dari Children's Hospital of Eastern Ontario Research Institute.

Menurut Chaput, kurang tidur pada remaja sering disebabkan oleh cahaya dari gawai, kafein, tidak adanya aturan jam tidur dalam keluarga, serta peningkatan penggunaan teknologi.

Studi ini meneliti kaitan antara penggunaan media sosial dengan pola tidur pada 5242 siswa Kanada berusia 11 hingga 20 tahun. Mereka berpastisipasi dalam survei mengenai penggunaan obat-obatan terlarang dan kesehatan. Survei seperti ini dilakukan setiap dua tahun sekali sejak 1977.

Dari data tersebut, diketahui bahwa 59,7 persen anak laki-laki mengalami kurang tidur. Sementara, pada perempuan, jumlahnya mencapai 69,7 persen.

(Baca juga: Seperti Apa Posisi Tidur Terbaik untuk Kesehatan?)