Tanpa disadari, musuh terbesar bagi diri Anda bukanlah orang lain, tetapi diri Anda sendiri. Pikiran dan kebiasaan Anda, meskipun sering kali disepelekan, dapat memengaruhi suasana hati dan mengganggu kesehatan mental Anda. Sama seperti kesehatan tubuh, gangguan mental juga akan menyebabkan gejala-gejala yang akhirnya menghambat aktivitas Anda sehari-hari bila tidak segera ditangani.
Berikut adalah beberapa kebiasaan yang bisa mengganggu kesehatan mental Anda:
1. Pesimis
Orang yang pesimis cenderung tidak mempunyai harapan baik dan mudah putus asa. Karena itu, pesimisme tidak hanya memengaruhi cara Anda memandang hidup, tetapi juga mengganggu kesehatan mental Anda. Hilang harapan dan rasa putus asa, jika dibiarkan berlarut-larut, bisa menjadi salah satu gejala gangguan mood, yaitu depresi.
Maka, belajarlah untuk berpikir positif. Kenali kelemahan dan kekuatan Anda, dan fokuslah pada kekuatan Anda tersebut. Jangan hanya berkutat pada kelemahan Anda atau situasi buruk yang sedang dihadapi.
Baca juga: Lima Hal yang Perlu Dipahami tentang Skizofrenia
2. Perfeksionis
Sikap perfeksionis cenderung membuat seseorang menginginkan semua hal sempurna, berjalan sesuai rencana, dan tanpa cacat cela. Standar yang sempurna ini tidak jarang membuat seseorang kecewa dan sedih, terlebih jika apa yang direncanakan tidak menjadi nyata. Bila tidak dikendalikan, Anda menjadi rentan terhadap gangguan kecemasan (anxiety disorder).
Tetapkan tujuan yang realistis, lebih dapat dicapai, dan hadapi kesalahan atau kegagalan sebagai bentuk pembelajaran. Jika Anda sudah mulai cemas, tenangkan diri Anda dengan teknik-teknik relaksasi, misalnya menarik napas panjang.
3. Pikiran obsesif
Obsesi adalah pikiran negatif yang muncul dan tidak terkendali serta berulang akan suatu kejadian masa lalu atau yang sedang dihadapi.
Misalnya Anda terobsesi untuk selalu mengecek HP atau media sosial, tak mau ketinggalan informasi seremeh apa pun. Tidak pegang HP sebentar saja, dalam pikiran Anda sudah muncul hal-hal negatif seperti, “Bagaimana kalau tadi pasangan menelepon karena ada apa-apa?” atau, “Jangan-jangan daritadi ada klien yang menghubungi untuk menjadwalkan meeting penting?”.
Ini akan membuat tubuh dan otak Anda stres, membuat napas dan denyut jantung Anda meningkat cepat, dan tubuh akan melepaskan hormon stres adrenalin dan kortisol. Semua ini akan berdampak pada kesehatan fisik dan emosional Anda.