Setelah Super Blue Blood Moon, Ada Gerhana Bulan Lain Pada 2018

By Gregorius Bhisma Adinaya, Rabu, 7 Februari 2018 | 12:00 WIB
Super blue blood moon (Gregorius Bhisma Adinaya)

Gerhana bulan total atau yang disebut super blue blood moon baru saja berlalu. Sayangnya, fenomena langit ini di beberapa daerah di Indonesia tak dapat disaksikan.

Hal itu karena awan mendung menutupi hampir di sebagian besar wilayah Indonesia. Tapi bagi Anda yang Rabu (31/01/2018) lalu tak sempat menyaksikannya, gerhana bulan total akan kembali menyapa Indonesia pada 28 Juli 2018 mendatang.

Dilansir dari Time, Rabu (31/01/2018), wilayah yang dapat mengamati fenomena gerhana bulan total kedua pada 2018 ini adalah sebagian benua Eropa, Afrika, Australia, dan Asia, termasuk Indonesia.

Baca juga: Perjuangan Orang Kokos Mendapat Pengakuan Sebagai Suku Asli Australia

Sama seperti gerhana bulan total pada 31 Januari 2018 lalu, seluruh wilayah Indonesia dapat mengamati fenomena ini. Hanya saja, mungkin sebagian wilayah tak dapat mengamati keseluruhan proses gerhana terjadi karena bulan akan terbenam dalam keadaan masih gerhana.

Dirangkum dari Langit Selatan, Minggu (31/12/2017), saat gerhana bulan total ini terjadi, bulan akan tampak kemerahan bagi pengamat di bumi. Gerhana bulan total ini diperkirakan akan terjadi selama 6 jam 13 menit.

Proses gerhana bulan total ini sendiri akan terjadi mulai pukul 00.14 WIB. Sedangkan durasi gerhana totalnya akan berlangsung selama 1 jam 42 menit.

Panjangnya durasi gerhana bulan ini disebut-sebut yang paling lama sejak 18 tahun lalu.

Tak Hanya Gerhana Bulan Total

Sebenarnya, selain gerhana bulan total, bumi akan merasakan gerhana matahari sebagian. Bahkan, pada tahun 2018 ini, ada 3 gerhana matahari sebagian yang dapat dinikmati.

Sayangnya, ketiga gerhana matahari tersebut tidak dapat diamati dari Indonesia.

Bulan ini saja misalnya, gerhana matahari sebagian akan terjadi pada 15 Februari 2018. Gerhana ini akan mudah diamati di Antartika.