Di Wilayah Honduras yang Dikuasai oleh Geng, Menjadi Tua adalah Keistimewaan, Bukan Hak

By , Jumat, 9 Februari 2018 | 18:00 WIB
Moises dan ayahnya berdiri di sebidang kecil ladang jagung milik keluarga itu. Ayah Moises memintanya untuk meninggalkan negara itu sebelum dia terbunuh atau, lebih buruk lagi, direkrut menjadi geng. Begitu seseorang bergabung dengan satu geng, satu-satunya jalan keluar adalah kematian. (Tomas Ayuso/National Geographic)

Yang paling penting, saya dikejutkan oleh Moises, yang baru berusia 17 tahun. Kami langsung nyambung. Begitu mendapatkan kepercayaan masing-masing, kami mendaki bukit tandus di tengah lingkungan sekitar. Jauh dari jalanan yang hiruk pikuk, dia berbagi kemelut batin yang membuatnya terjaga di malam hari.

Baca juga: Keruntuhan Zimbabwe yang Pernah Menjadi Negara Kaya di Afrika

Moises pernah dibujuk untuk bergabung dengan geng teman masa kecilnya sejak berusia 10 tahun. Dia tidak akan pernah mempertimbangkannya, katanya, jika bukan karena bertahun-tahun disiksa oleh polisi dan hampir tidak bertahan hidup dengan geng-geng di lingkungan sekitar. Bergabung, pikirnya, mungkin hanya salah satu cara untuk bertahan hidup.

"Di tengah krisis yang dia hadapi di lingkungannya yang berantakan, Moises dikejutkan oleh pacarnya yang memberitahukan kepadanya bahwa dia akan segera menjadi ayah. Keheningan menguasai satu ruangan," tulis Ayuso. (Tomas Ayuso/National Geographic)

Orang tuanya, bekas petani yang kini pindah ke kota dengan harapan mendapat kehidupan yang lebih baik untuk anak-anaknya, mendorong Moises untuk meninggalkan negara itu untuk mendapatkan kesempatan hidup di luar negeri. Tapi Moises bimbang. Kekasihnya, yang berusia 16 tahun, baru-baru ini mengejutkannya dengan kabar bahwa ia akan segera menjadi seorang ayah.

Baca juga: Anak-anak Ini Dididik untuk Hidup Layaknya Tentara

Leo kebetulan mendengar di kantin bahwa dia berasal dari sebuah lingkungan di distrik Planeta. Remaja 16 tahun itu kemudian harus menghadapi pemilik yang bekerja untuk sebuah geng di lingkungan yang sama. "Leo, yang bukan anggota geng, tidak mundur. Dia digantung dan diseret di belakang truk. Ibunya memilih peti mati terbuka sehingga orang bisa melihat 'apa yang mereka lakukan terhadap anaknya', "tulis Ayuso. (Tomas Ayuso/National Geographic)