Harimau Sumatra Mati Ditombak, dan Kesemrawutan di Balik Konflik Manusia dengan Harimau

By , Selasa, 6 Maret 2018 | 13:00 WIB

Beberapa foto yang ditampilkan dalam artikel ini mungkin membuat beberapa pembaca merasa tidak nyaman.

Satu individu harimau Sumatra yang diduga sakit, dibunuh saat beristirahat di bawah kolong rumah panggung warga di Desa Bankelang, Kecamatan Batang Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara, Minggu (04/3/2018) pagi. Sang raja rimba itu meregang nyawa akibat ditombak dan ditembak.

Ucok Nasution, warga yang menyaksikan kejadian mengatakan, saat ditemukan warga, harimau malang itu hanya diam. Matanya sayu. Gerakannya lambat ketika warga coba mengusirnya, melempari dengan batu. Bahkan, ketika ada warga yang coba memukulnya menggunakan kayu, harimau itu hanya kuat mengangkat satu kaki.

“Ketika semua ribut harimau, saya langsung ke lokasi. Kondisnya memang tidak sehat. Dia tidak melawan sama sekali ketika ada yang coba memukulnya,” terangnya.

Baca juga: Bukan Komodo, Hewan di Video 9GAG Ternyata Biawak! Ini Perbedaannya

Ucok melanjutkan, karena harimau tidak mau pindah, warga panik dan menghubungi aparat kepolisian. Warga meminta polisi untuk menembaknya, begitu tiba di lokasi, karena takut nantinya menerkam. Salah seorang polisi langsung menembak, tak lama berselang warga mengambil tombak. Menghujami kucing besar itu berkali-kali. Sempat mengaum, harimau itu tak lama mati.

“Jujur, secara pribadi saya melihatnya begitu sadis. Saya yakin, harimau ini kondisinya tidak sehat, karena tidak melawan. Mungkin, dia masuk kampung “minta” diobati, tetapi malah mati mengenaskan,” ungkapnya.

Dokter hewan dari TNBG mengukur bagian kepala dan wajah harimau Sumatra yang sudah tanpa kulit karena diambil seseorang. (Ayat S Karokaro/Mongabay Indonesia)

Menurut Ucok, sejak puluhan tahun, di desa ini tidak pernah terjadi konflik manusia dengan satwa liar, apalagi dengan harimau Sumatra. Selama ini, masyarakat tidak pernah mengganggu harimau dan sebaliknya harimau tidak pernah memangsa ternak warga, apalagi menerkam manusia. “Nenek moyang kami sangat menghormati harimau, memanggilnya datuk. Kejadian ini sungguh cerminan berbeda.”

Harimau mati itu selanjutnya dibawa warga ke ruangan besar pasar Kota Panyambungan, digantung di tengah ruangan sebagai tontonan. Ada yang menguliti wajah dan ada juga yang mengambil taringnya. Kasus ini kini didalami Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PamGakkum KLHK) Wilayah Sumatra.

“Kami masih mengumpulkan semua informasi. Tim sudah di lapangan, mengumpulkan barang bukti dan keterang para saksi,” jelas Kepala Balai PamGakkum KLHK Wilayah Sumatra, Edward Sembiring, kepada Mongabay, Minggu malam.

Harimau Sumatera jantan yang mati ditombak dan ditembak ini siap dimusnahkan dengan cara dibakar. (Ayat S Karokaro/Mongabay Indonesia)

Sementara itu, Kepala Bidang Wilayah III BKSDA Padang Sidempuan, Gunawan Ilza, Minggu sore mengatakan, terkait kejadian harimau Sumatra masuk perkampungan warga, dia bersama tim dari Balai Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) langsung ke lokasi. Meminta warga tidak panik.

Pembukaan pos, persiapan seluruh peralatan, jarum bius, kendaraan taktis sudah disiapkan. Namun ketika tiba dilokasi, warga melarang petugas masuk. Saat petugas memaksa untuk mengevakuasi harimau, ternyata sudah mati.

“Kami sudah hubungi Koramil dan Polres Mandailing Natal. Bangkai harimau dibawa ke Polres untuk dilakukan nekropsi. Bagian kaki belakang dikuliti, untuk pengambilan sampel darah dan sebagainya,” jelasnya.