Medan magnet bumi tak hanya memberikan kita dua kutub yang kita kenal saat itu, kutub utara dan kutub selatan. Medan magnet bumi juga membuat bumi dan seisinya terlindung dari angin surya (solar wind) dan radiasi sinar kosmik –– partikel bermuatan berenergi tinggi yang berasal dari luar atmosfer Bumi.
Namun ternyata ada sebuah masalah yang muncul, medan gaya tak kasat mata ini dengan cepat melemah. Para ilmuwan bahkan berpikir bahwa kedua kutub ini dapat benar-benar saling bertukar. Mereka menyebutnya dengan pembalikan polaritas.
Memang terdengar gila, namun hal ini sebenarnya memang terjadi walau pada rentang waktu yang sangat lama, yakni dalam ribuan tahun. Pembalikan polaritas ini diperkirakan terakhir kali terjadi sekitar 780.000 tahun yang lalu.
Tidak ada yang tahu pasti apakah akan ada pembalikan polaritas berikutnya. Salah satu alasan ketidaktahuan ini adalah kurangnya data dan bukti yang nyata.
Baca juga: Ilmuwan Inggris Temukan Jejak Fosil Alien di Mars, Benarkah?
Wilayah yang paling banyak menjadi perhatian ilmuwan saat ini adalah kawasan yang disebut dengan istilah "Anomali Atlantik Selatan" –– sebuah kawasan luas yang membentang dari Cile ke Zimbabwe.
Hamparan tanah luas ini sangat lemah dalam perlindungan radiasi sehingga banyak radiasi yang masuk dan mengganggu berbagai barang elektronik. Karena itulah kawasan ini menjadi area yang berbahaya bagi satelit bumi. Radiasi tersebut dapat mengganggu peralatan elektronik satelit, bahkan ketika satelit hanya melintas.
Bukti data arkeomagnetik
"Kami sudah lama tahu bahwa medan magnet mengalami perubahan, namun kami tidak benar-benar tahu apakah hal tersebut normal untuk wilayah ini dalam skala waktu yang lebih lama", kata Vincent Hare, fisikawan University Rochester, New York.
Salah satu alasan ilmuwan tidak tahu banyak tentang sejarah magnetik wilayah bumi ini adalah karena mereka tidak memiliki apa yang disebut dengan data arkeomagnetik –– bukti fisik daya tarik di masa lalu Bumi, yang tersimpan dalam peninggalan arkeologi sejak zaman dahulu.
Mungkin salah satu hal yang dapat dijadikan sebagai bahan literasi para peneliti adalah sebuah ritual yang dilakukan oleh sekelompok orang Afrika kuno yang tinggal di lembah Sungai Limpopo –– berbatasan dengan Zimbabwe, Afrika Selatan dan Botswana. Daerah-daerah tersebut merupakan daerah yang termasuk dalam Anomali Atlantik Selatan ini.
Sekitar 1.000 tahun yang lalu, orang-orang dari suku Bantu telah mengamati sebuah ritual klenik dalam menghadapi tantangan lingkungan.
Selama masa kekeringan, mereka akan membakar gubuk tanah liat dan sampah gandum. Hal ini dilakukan dalam sebuah ritual sakral pembersihan suci dengan tujuan untuk membuat hujan turun.