"Lebih dari 200.000 orang-orang kulit hitam di Amerika terdaftar, pasokan tenaga kerja penting pada titik penting dalam konflik," lanjut Takach.
Tentara Union memenangkan perang. Sebagai penghargaan terhadap jasa orang-orang kulit hitam, amandemen Ketigabelas Konstitusi Amerika Serikat mulai melarang perbudakan.
Dua amandemen berikutnya memberikan kebebasan kepada kewarganegaraan kulit hitam di Amerika Serikat dengan pernyataan tentang 'perlindungan hukum yang sama' dan hak suara dalam berdemokrasi.
Selama tahun 1960-an, kerusuhan ras kembali meletus di Watts, California; Newark, New Jersey; dan kota-kota lainnya. Namun, pada tahun 2008, seorang kandidat kulit hitam, Barack Obama, terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat.
Selama kampanyenya, ada upaya untuk menggagalkan pencalonannya dengan menyebarkan kebohongan bahwa ia lahir di Kenya, yang akan membuatnya tidak memenuhi syarat untuk menjadi presiden Amerika Serikat. Donald Trump mendukung upaya ini.
Baca Juga: Perdagangan Budak Belanda di Transatlantik, Dari Afrika hingga Amerika
Amerika Serikat selalu dalam bayang-bayang rasisme dan upaya-upaya bertoleransi, berdamai dengan sejarah negerinya sendiri. Melalui pelajaran sejarah di sekolah, siswa harus memahami tentang sejarah rasisme di negerinya.
"Siswa di sekolah menengah juga perlu membaca karya-karya lain yang ditulis oleh para penulis kulit hitam, seperti Frederick Douglass, Richard Wright, James Baldwin, Toni Morrison," tutupnya.
Dengan melihat upaya-upaya yang dilakukan oleh orang-orang kulit hitam untuk mendapatkan haknya, siswa juga akan lebih memahami hakikat toleransi dalam mendapatkan hak asasi manusia.
Hal itu juga menjadi upaya penting dalam mengedukasi anak, untuk menjauhkan diri dari isu rasial yang masih sering terjadi di Amerika Serikat.