Menguak Keunikan India Kuno Lewat Catatan Perjalanan Marco Polo

By Galih Pranata, Senin, 17 Januari 2022 | 12:00 WIB
Penggambaran kehidupan sosial India Kuno. (Kids Discover Online)

Nationalgeographic.co.id—Kebanyakan mengenal Marco Polo sebagai pengelana, namun tak banyak yang menyadari bahwa ia merupakan seorang pengamat dan penulis. Melalui perjalanannya, ia mulai berkisah melalui tulisannya.

Marco Polo mulai berkelana dari venesia (Italia) ke berbagai pelosok Asia melalui Jalur Sutra antara tahun 1271 sampai 1295. Kisah-kisah petualangannya dibukukan dengan judul The Travels of Marco Polo yang terbit pada tahun 1300-an.

Salah satu perjalanan yang membuatnya takjub adalah saat ia mulai mengunjungi India sekitar tahun 1292. Ia menemukan beberapa hal unik yang belum ia jumpai di wilayah mana pun yang pernah ia datangi.

"Marco cukup terkejut ketika dia mendarat di Kerala, di seluruh provinsi Malabar ini, tidak pernah ada penjahit untuk memotong atau menjahit pakaian, Marco melihat semua orang telanjang!," tulis Archana Garodia Gupta dan Shruti Garodia kepada The Indian Express.

Gupta dan Garodia menulis artikel berjudul The marvels Marco Polo saw in India, yang menjelaskan tentang kisah Marco Polo menemukan keunikan saat berada di India. Artikelnya diterbitkan pada 13 Desember 2018.

Sebagai perwujudan etika kesopanan, mereka hanya memakai secarik kain, itu yang dilakukan baik bagi pria maupun wanita, baik yang kaya maupun yang miskin.

Menariknya, Marco Polo juga menyaksikan raja yang berkuasa di sana, juga bertelanjang dengan sedikit kain menutup tubuhnya. "Raja terlihat telanjang seperti yang rakyatnya, hanya di pinggangnya memiliki secarik kain halus," ungkapnya.

"Di lehernya, raja memiliki kalung yang seluruhnya terbuat dari batu mulia –rubi, safir, zamrud, dan sejenisnya," terusnya.

 

Raja juga mengenakan pakaian yang tergantung di depan dadanya dari leher ke bawah, seutas benang sutra halus yang dirangkai dengan 104 mutiara besar dan batu rubi yang berharga mahal.

Raja mengenakan di lengannya, tiga gelang emas tebal dengan mutiara yang sangat berharga, dan gelang kaki serupa di kakinya, dan cincin di jari kakinya.

Para bangsawan dan orang-orang hebat di India, memiliki tempat tidur yang terbuat dari anyaman yang sangat ringan. Ketika hendak tidur, tempat tidur ditarik dengan tali hampir ke langit-langit rumah dan dipasang di sana untuk tidur dan bermalam.

Marco menyaksikan orang-orang di India kecanduan 'paan' yang bertahan sejak berabad-abad lamanya. Ia juga mengira orang India terus meludahkan darah di jalan-jalan karena penyakit aneh!

Baca Juga: 'Marco Polo' Tiongkok, Pengelana Pertama ke Eropa di Abad Ke-13

"Semua orang di kota ini, dan juga di seluruh India, memiliki kebiasaan untuk terus-menerus menyimpan daun tertentu yang disebut Tembul (paan) di dalam mulutnya," terang Marco Polo dalam tulisan Gupta dan Garodia.

Setelah lama, terus-menerus menyimpannya di dalam mulut, kemudian mereka mengunyahnya lalu mereka mengeluarkan air liurnya.

Raja menyiapkan daun ini dengan kapur barus dan rempah-rempah aromatik lainnya, dan juga dicampur dengan jeruk nipis. Kegiatan-kegiatan ini, dipercaya sangat baik untuk kesehatan.

Suasana pasar tradisional di zaman India Kuno. (Ancient India Government)

Jika ada orang yang ingin menghina orang lain, ketika dia bertemu dengannya, dia akan meludahkan 'paan' ke wajahnya. Bagi yang terludahi wajahnya, mereka akan segera menghadap raja, menceritakan penghinaan yang telah dilakukan orang itu kepadanya.

Setelah menceritakan semuanya, ia menuntut izin kepada raja untuk dapat melawan orang yang menghinakannya. Kemudian, raja menyediakan senjata, berupa pedang untuk bergulat.

Lantas, semua orang berduyun-duyun datang untuk melihat sebuah pergulatan, dan di sana keduanya bertarung sampai salah satu dari mereka terbunuh!.

Keunikan lainnya yang ditemukan Marco ialah fakta bahwa orang India tidak akan membunuh binatang, apa pun alasannya. Bahkan serangga seperti lalat atau kutu, atau apa pun yang hakikatnya memiliki kehidupan.

Bagi mereka, semua makhluk hidup, termasuk hewan memiliki jiwa dan kehidupan, sehingga menjadi dosa jika seorang India sampai hati membunuhnya.

Baca Juga: Di Balik Jalur Perdagangan Rempah Nusantara, Ada Peran Perempuan Hebat