Cahaya Supernova Dari 10 Miliar Tahun Lalu Berhasil Diamati

By , Jumat, 16 Maret 2018 | 11:00 WIB

Supernova superterang seperti ini pertama kali ditemukan pada tahun 1998. Namun, SLSN pertama kali dikonfirmasi keberadaannya pada tahun 2003 saat penemuan ledakan sinar gamma GRB 030329 di rasi Leo yang juga sebuah supernova dan diberi nama SN 2003dh. Peristiwa ini menandai kematian bintang yang 25 kali lebih masif dari Matahari.

DES16C2nm juga bagian dari supernova tipe langka yang kecerlangannya bisa melebihi kecerlangan galaksi paling terang.  Jadi apa yang menyebabkan sebuah bintang yang meledak bisa seterang itu?

Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Astronaut Perempuan Menstruasi di Luar Angkasa?

 Menurut para astronom SLSN terbentuk saat inti bintang yang mengalami keruntuhan membentuk objek kompak yang dikenal sebagai bintang neutron. Diduga, yang terbentuk itu bukan sekedar bintang neutron tapi magnetar, bintang neutron yang memiliki medan magnet 100 triliun kali lebih kuat dari Bumi. Interaksi materi yang runtuh ke dalam magnetar justru semakin memperkuat ledakan bintang, dan menghasilkan lontaran energi yang lebih besar yang kemudian kita kenal sebagai tipe SLSN.

Tapi, ada kemungkinan lain. SLSN terbentuk dari ledakan pasangan bintang yang tidak stabil atau materi yang terlontar saat bintang meledak bertabrakan dengan gas yang ada di galaksi induknya dan menyebabkan terjadinya peningkatan kecerlangan.

Masalahnya, saat ini kita tidak punya banyak contoh supernova superterang dari tipe SLSN ini. Karena itu, setiap penemuan supernova tipe ini akan sangat membantu para astronom untuk memahaminya.

Keunggulan supernova tipe ini, ia merupakan tipe ideal untuk menjejak objek dengan pergeseran merah yang besar.  Beberapa kandidat dengan pergeseran merah besar sudah ditemukan pada tipe SLSN, dan DES16C2nm adalah salah satunya.

Para astronom juga tidak menemukan kehadiran gas hidrogen pada spektrum DES16C2nm. Dengan demikian, bintang yang jadi cikal bakal supernova tersebut sudah menghempaskan sebagian besar lapisan terluarnya sebelum ledakan terjadi. Dari spektrum radiasi ultraungu DES16C2nm, para pengamat juga bisa memperoleh informasi seberapa besar logam yang terbentuk dalam ledakan dan juga temperaturnya. Dari informasi inilah kita bisa mengetahui penyebab ledakan kosmik tersebut dan memahami apa yang terjadi miliaran tahun lalu. Apalagi untuk menjejak galaksi jauh tidaklah mudah karena sangat redup.

Baca juga: Anomali Misterius di Afrika yang Memengaruhi Medan Magnetik Bumi

Lilin Penentu Jarak

Penemuan DES16C2nm juga punya arti penting. Apalagi kecerlangannya luar biasa terang melampaui Supernova Tipe Ia yang biasanya bisa mencapai -19 magnitudo.  Supernova Tipe Ia merupakan peristiwa yang dijadikan lilin penentu jarak dalam kosmologi, karena kecerlangan yang sebenarnya sudah diketahui dan hanya berubah oleh jarak atau jika dihalangi debu.

Penemuan supernova superterang yang kecerlangannya 100 kali lebih terang dari Supernova Tipe Ia jelas menjadi keuntungan tersendiri. SLSN bisa menjadi kandidat lilin penentu jarak baru untuk objek-objek yang berada pada jarak yang super jauh.