Cahaya Supernova Dari 10 Miliar Tahun Lalu Berhasil Diamati

By , Jumat, 16 Maret 2018 | 11:00 WIB

Tapi, supernova tipe SLSN yang ditemukan belum banyak. Karena itu, untuk menjadikan SLSN sebagai lilin penentu jarak, perlu ada perburuan hipernova besar-besaran agar bisa dilihat pola cahaya yang dipancarkan dan kecerlangannya.  Jika kita punya contoh yang cukup, maka supernova tipe SLSN bisa distandarisasi sebagai lilin penentu jarak.

Tidak mudah, tapi sangat mungkin untuk dilakukan.

Baca juga: Cantiknya Potret Siang dan Malam di Planet Jupiter

Survei Energi Gelap masih akan melakukan pemantauan langit selama satu tahun lagi. Selain itu ada Large Synoptic Survey Telescope yang akan memetakan seluruh area langit selatan dan mulai beroperasi tahun 2019. Selain itu ada teleskop Wide Field Infrared Survey Telescope (WFIRST) milik NASA yang seharusnya bisa menjadi kandidat pengamat SLSN. Sayangnya, teleskop yang satu ini tampaknya terancam tidak akan beroperasi karena masalah pendanaan yang dibatalkan oleh pemerintah Amerika. Teleskop masa depan lainnya yang diharapkan dapat melakukan survei adalah teleskop luar angkasa EUCLID milik ESA yang akan diluncurkan tahun 2021.

Dengan teleskop masa depan, para astronom yang menemukan DES16C2nm akan dapat mengamati objek yang lebih jauh dari 12 miliar tahun cahaya. Itu artinya kita akan melihat ke masa lalu alam semesta ketika semuanya masih sangat berbeda.

Artikel ini telah terbit di Langitselatan.com. Baca artikel sumber.