Sadis, Perburuan Liar Di Myanmar Ini Kuliti Gajah-Gajah Asia

By , Sabtu, 24 Maret 2018 | 12:00 WIB

Para penelit di SCBI terkejut ketika menemukan gajah- gajah asia yang mereka pasangi GPS ditmukan mati satu per satu. ketika diselidiki, mereka menemukan bangkai- bangkai gajah tak berkulit di seluruh penjuru hutan.

Rupanya, gajah-gajah ini adalah korban perburuan liar untuk diambil kulitnya. Perburuan liar terhadap gajah sebenarnya bukan hal baru. Di Afrika, hal ini justru masalah besar karena sampai mengurangi jumlah populasi gajah di sana hingga tinggal 70 persen dalam tujuh tahun terakhir.

Namun, mayoritas gajah di Afrika diburu untuk gadingnya. Sementara itu, gajah Asia yang jarang memiliki gading (hanya 20-35 persen gajah Asia jantan yang punya gading) tidak seterancam saudara mereka di Afrika.

Baca juga: Teknologi-teknologi Canggih untuk Melawan Kejahatan Satwa Liar

Masalah terbesar mereka adalah hilangnya habitat yang memaksa gajah Asia untuk keluar dari hutan sehingga terlibat dalam konflik dengan manusia.

Namun, semua itu berubah ketika sasaran para pemburu gajah di Asia berganti menjadi kulit. Dalam jurnal PLOS One, para peneliti berkata bahwa dari 19 gajah di hutan seluas 35 kilometer persegi yang dipasangi GPS, tujuh di antaranya mati dalam setahun karena diburu.

Hal ini juga dikonfirmasikan oleh petugas patroli konservasi pemerintah Myanmar yang menemukan hasil serupa di pusat dan selatan negara tersebut. Lebih parahnya, para pemburu liar tidak pandang bulu.

Gajah jantan, betina, maupun yang masih anak-anak dibantai untuk diambil kulitnya. Padahal, gajah adalah salah satu hewan yang paling lambat untuk bereproduksi, dan membantai betina dan anak-anak adalah cara tercepat untuk menjerumuskan hewan ini ke dalam kepunahan.

Artikel terkait: Melawan Pemburu Liar dengan Kerah Pelacak Gajah

Peter Leimbruger, ketua Pusat Konservasi Ekologi SCBI yang memimpin studi ini, mengatakan, ini sangat mengejutkan. Aku telah bekerja dengan gajah di Myanmar selama 20 tahun dan tidak pernah mengira bahwa perburuan liar akan menjadi masalah besar.

“Aku sudah pernah melihat kulit gajah di pasar, jadi itu bukan hal yang baru. Tapi pada skala ini? Belum pernah terjadi,” imbuhnya.

Berdasarkan hasil penyelidikan organisasi konservasi asal Inggris yang juga melakukan penelitian serupa pada 2016, Elephant Family; tujuan akhir dari perdagangan ilegal kulit gajah adalah China, di mana permintaan untuk gading gajah juga terus meningkat.

Kulit gajah merupakan salah satu bahan dalam pengobatan tradisional China yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit jamur dan infeksi pada kulit, serta penyakit usus.