Upaya Jakarta Atasi Kucing-kucing Liar

By , Kamis, 29 Maret 2018 | 13:00 WIB

Petugas segera bergerak, seringkali menangkap kucing dengan ekornya, dan memasukkan hewan-hewan yang marah ke dalam jaring.

Kucing-kucing ini kemudian diangkat ditengkuknya - masih di dalam jaring, mengeong dan mencakar - lalu dimasukkan ke kandang besi di atas kendaraan petugas.

Petugas harus gunakan sarung tangan untuk menangkap dan menyentuh kucing liar. (Phil Hemingway)

Semakin kucing itu coba menggigit atau mencakar, semakin keras pula cengkeraman para petugas - lalu lekas-lekas memasukkannya ke kandang bisa meloloskan diri.

Begitu ada kucing yang baru dimasukkan ke kandang, kucing yang sudah ada di dalam langsung mendesis dan mencakar dengan garang. Mulai dari dua ekor, jadi lima hingga 10 atau lebih kucing dalam satu kandang, semuanya saling mengeong keras satu sama lain - dan juga pada kami.

Ini bukan pemandangan indah, lagipula kencing kucing tercium sangat menyengat.

Dari jarak beberapa jauh tampak air liur kucing-kucing liar dalam kandang tersebut.

Namun dalam tugas mereka hari ini, ternyata bukan cuma kucing liar yang harus dihadapi para petugas.

Perempuan gila kucing dari Petamburan

Di lantai atas salah satu rusun di dekat situ, seorang warga bernama Wenny Triastuti dikenal sebagai "perempuan gila kucing" dari Petamburan.

Selama 14 tahun tinggal di sana, dia telah mengumpulkan puluhan kucing liar dari jalanan dan memeliharanya.

Ketika kami datang hari itu, Wenny tampak mengenakan piyama bermotif Hello Kitty.

Dia memiliki dua unit rusun - satu untuk dirinya sendiri dan satu lagi untuk kucing-kucingnya. Setidaknya ada 16 ekor kucing yang berada di kandang, dan lebih banyak lagi yang di luar.