Ini Akibatnya Jika Makan Terlalu Cepat

By , Kamis, 5 April 2018 | 09:00 WIB

Apa yang Anda makan itu penting. Namun, bagaimana dengan kecepatan makan Anda?

Menurut WebMD, kebanyakan orang Amerika memakan makanan mereka terlalu cepat. Pakar kesehatan menyarankan bahwa dibutuhkan sekitar 15 hingga 20 menit untuk membentuk pencernaan dan kontrol porsi yang tepat. Beberapa studi dari tahun-tahun belakangan ini juga menemukan bahwa terburu-buru ketika makan dan tidak cukup mengunyah dapat menimbulkan sejumlah risiko kesehatan.

Diabetes

Sebuah studi Lithuania dari 2012 mencatat diabetes sebagai konsekuensi dari makan yang terlalu cepat. Diabetes tipe 2 dapat disebabkan oleh resistensi insulin, suatu kondisi di mana sel-sel dalam tubuh tidak merespon hormon insulin secara efektif.

(Artikel terkait: Benarkah Sering Makan Seblak Bisa Sebabkan Usus Buntu?)

"Ketika orang makan cepat, mereka cenderung tidak merasa kenyang dan lebih mungkin untuk makan berlebihan. Makan cepat menyebabkan fluktuasi glukosa yang lebih besar, yang dapat menyebabkan resistensi insulin," kata Dr Takayuki Yamaji, seorang ahli jantung di Hiroshima University, Jepang.

Masalah Jantung

Dr. Yamaji adalah penulis utama dari sebuah penelitian yang meneliti lebih dari 1.000 peserta selama 5 tahun. Para peserta dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan kecepatan makan mereka: Lambat, normal dan cepat. Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok pemakan cepat telah mengembangkan proporsi tertinggi sindrom metabolik, menempatkan mereka pada risiko serius penyakit jantung dan stroke.

Sindrom metabolik dapat mencakup faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, defisiensi kolesterol HDL, dan kenaikan berat badan. "Di masa depan, sindrom metabolik dapat mengambil alih aktivitas merokok sebagai faktor risiko utama untuk penyakit jantung," kata National Institutes of Health (NIH).

(Artikel terkait: Kepalan Tangan Menghindarkan Kita dari Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung)

Kegemukan

Penelitian telah menunjukkan bahwa makan cepat mengarah pada kepuasan yang lebih rendah, tetapi memiliki asupan kalori yang lebih tinggi, yang secara signifikan meningkatkan risiko obesitas. Dengan menelan makanan terlalu cepat, tubuh tidak bisa memberi isyarat rasa kenyang pada waktunya.

"Bergegas memakan makanan yang utuh akan menyebabkan Anda kehilangan isyarat itu, sedangkan jika Anda memakan lebih lambat, Anda akan memberikan cukup waktu kepada otak Anda untuk menerima insyarat kenyang tersebut dan berhenti setelah Anda menyadari bahwa itu semua yang Anda butuhkan," kata Dr. Amanda Foti, ahli diet senior di Selvera Weight Management Program.