Hampir semua spesies ular dikenal memakan seluruh mangsa mereka dengan menelannya bulat-bulat dan terkadang monumental. Namun, para ilmuwan telah menemukan pengecualiannya pada ular air bermata kucing (Gerarda prevostiana), seekor ular kecil asli rawa bakau di seluruh Asia Tenggara.
Sebuah penelitian baru menemukan bahwa ular ini akan menyerang dan memakan kepiting yang bahkan lima kali lebih besar dari yang bisa ditampung oleh rahang mereka. Ular tersebut baru akan merasa "puas" setelah 10 hingga 15 menit kemudian kepiting yang dimangsanya melepaskan cangkang tuanya, menurut penelitian yang dipublikasikan baru-baru ini dalam Biological Journal of the Linnean Society.
"Mereka adalah para hewan kecil yang rakus," kata pemimpin studi, Bruce Jayne, seorang profesor biologi di University of Cincinnati. Jayne menjelaskan, gaya makan mereka yang aneh dimulai dengan menggigit dan memegang erat tubuh utama kepiting, atau karapas. Mereka kemudian melingkarkan tubuh mereka, menarik mangsa melalui lilitan tersebut berulang kali, hingga kepiting cacat atau pecah.
Artikel terkait: Ikan Pite Ditemukan Membeku di Es dengan Mangsa Terjebak di Mulutnya
“Selanjutnya, mereka memakan potongan-potongan mangsanya, atau jika karapas masih terlalu besar, kadang-kadang mereka hanya menarik kaki mangsa dan memakannya satu per satu,” ujar Jayne. "Mereka melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh ular," kata Alan Savitzky, seorang herpetologis di Utah State University yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Persediaan Makan Malam
Butuh waktu bertahun-tahun bagi Jayne untuk merekam "perilaku yang paling tidak mirip ular" ini. Setelah menangkap ular air bermata kucing di Malaysia dan kemudian Singapura, Jayne dan rekan-rekannya membawa beberapa ular tersebut ke laboratorium dan menempatkan mereka di tangki lumpur, di mana makhluk itu membentuk liang dan menjadikannya tempat tinggal.
"Mereka ular yang sangat pemalu," ungkap Jayne. Awalnya, ketika para pelaku studi menaruh kepiting di atas lumpur, hewan-hewan itu tidak menunjukkan minat. Mengapa ular-ular itu tidak memakannya? Para rekan studi tetap tertegun sampai Jayne menemukan petunjuk dari hewan yang tidak terkait, yaitu ratu ular (Regina septemvittata).
Makhluk Amerika Utara ini lebih memilih untuk memangsa lobster segar, memakan hewan ketika mereka lebih lembut dan lebih mudah untuk ditelan. Jika hal tersebut juga terjadi pada ular air bermata kucing, maka itu menjelaskan mengapa kepiting yang ada dalam perut ular masih tampak licin dibanding yang sudah dicerna sebagian.
Baca juga: Dianggap Menggemukkan, 5 Makanan Ini Justru Dapat Menurunkan Berat Badan
Dengan bantuan Peter Ng, seorang ahli kepiting di University of Singapore, para peneliti memperoleh banyak koleksi hewan mangsa, sehingga mereka akan memiliki beberapa spesimen segar untuk dimakan.
Cara ini berhasil. “Ketika mereka menempatkan kepiting segar di dalam tangki, ular akan keluar dari liang, dan bukannya bergerak perlahan, mereka justru mematuk kepiting terus-menerus dan kemudian menyerangnya”, jelas Jayne.
Ini adalah gaya hidup yang berisiko: "Jika ular cukup kecil dan menyerang kepiting bercangkang keras daripada yang lembut, bukannya mereka yang makan malam, justru mereka yang bisa menjadi makan malam," katanya.
Cara Makan yang Unik
Para peneliti juga meneliti kebiasaan makan dari dua spesies terkait, ular mangrove berperut putih (Fordonia leucobalia) dan ular air Cantoria (Cantoria violacea), yang masing-masing memakan kepiting bercangkang keras dan meremukkan udang.
Mereka menemukan bahwa ular mangrove berperut putih juga memiliki metode menyerang yang sangat aneh; menyerang kepiting dengan mulut tertutup dan memasukkannya ke dalam lumpur. Kemudian, mereka melilitkan tubuh mereka ke kepiting dan menggigitnya, kadang-kadang menarik kaki kepiting sebelum menelan mangsanya tersebut seutuhnya.
Artikel terkait: Aksi Macan Tutul Kanibal yang Sedang Memangsa Sesamanya Terekam dalam Video
Meskipun langka, beberapa ular lain ditemukan memakan mangsanya di beberapa bagian. Sebagai contoh, sebuah penelitian baru-baru ini dalam Bulletin of the Chicago Herpetological Society mencatat bahwa seekor ular Thailand bernama Opisthotropis spenceri dapat mencabik-cabik kepiting air tawar dan melahap organ dalam mereka.
Perilaku yang tidak biasa seperti itu menunjukkan bagaimana ular telah memiliki cara-cara kreatif untuk berburu krustasea, mangsa terunik dengan tubuh luar yang keras dan kemampuan untuk melawan. "Ini mengingatkan kita mengenai seberapa banyak ketidaktahuan kita tentang aspek paling mendasar dari sejarah kehidupan dan ekologi hewan yang cukup melimpah," kata Savitzky.