Dianggap Titisan Dewa, Genghis Khan Punya Misi Surga untuk Mendominasi

By Sysilia Tanhati, Selasa, 18 Januari 2022 | 07:00 WIB
Klannya meninggalkan Genghis Khan dan keluarganya setelah sang Ayah dibunuh oleh musuh. Mereka dibiarkan berjuang sendirian. (William Cho/Wikimedia)

Nationalgeographic.co.id—Genghis Khan adalah salah satu penakluk paling terkenal dalam sejarah dunia. Ia adalah pendiri dan Khan Agung pertama dari Kekaisaran Mongol.

Meskipun awalnya tidak jelas dan tampaknya tidak signifikan, ia menjadi salah satu pendiri kekaisaran paling sukses dalam sejarah. Setelah kematiannya, tugas menaklukkan dunia berlanjut di bawah keturunannya. Kekaisaran Mongol akhirnya menjadi kekaisaran daratan terbesar yang pernah ada di dunia. Dalam hal ukuran, hanya Kerajaan Inggris yang dapat menandinginya.

Genghis Khan lahir di utara tengah Mongolia sekitar tahun 1162 dengan nama Temujin Borjigin. Ayahnya adalah seorang kepala suku Mongolia kecil bernama Yesukhei. Sang Ibu, Hoelun, diculik oleh Yesukhei dan dipaksa menikah.

Menurut legenda, Temujin lahir dengan memegang gumpalan darah di tangan kanannya. Ini menjadi pertanda bahwa bayi itu ditakdirkan untuk menjadi penguasa besar. Tapi jika Temujin memang ditakdirkan untuk kebesaran, itu tidak tampak jelas pada awalnya.

Yesukhei dibunuh oleh suku Tatar ketika Temujin baru berusia sembilan tahun. Akibatnya, Temujin, ibunya, dan enam saudara kandungnya ditinggalkan oleh klan mereka sendiri. Mereka tidak mau memberi makan keluarga yang baru ditinggal mati oleh sang Ayah. Keluarga Temujin pun harus berjuang sendirian tanpa klannya.

Pada usia 16 tahun, Genghis Khan menikahi Borte, sehingga membentuk aliansi dengan sukunya, Konkirat. Di saat yang bersamaan, klan sang Ibu memutuskan untuk membalas dendam atas perbuatan mendiang ayahnya. Borte diculik dan dipersembahkan kepada kepala suku untuk dijadikan istri.

Temujin tidak tinggal diam, ia pun meminta bantuan untuk misi penyelamatan yang berani. Serangan itu sukses dan ia membawa pulang Borte. Tidak lama kemudian, putra pertama mereka yang diberi nama Jochi pun lahir.

Baca Juga: Jutaan Pria di Dunia Miliki Kemiripan DNA dengan Genghis Khan

Berkat keberhasilan dalam misi penyelamatan istrinya, Temujin memulai usaha penyatuan suku-suku yang ada di stepa. Setiap kali suku saingan dikalahkan, pemimpin mereka dieksekusi. Orang-orang yang tersisa dimasukkan ke dalam suku Temujin sendiri.

Kecuali suku Tatar, mereka semua dibantai untuk membalas pembunuhan Yesukhei, sang Ayah. Setelah itu,Temujin bertekad untuk mendapatkan kekuatan tertinggi di wilayah tersebut.

Pada 1205, Temujin menguasai stepa Mongol dan pada tahun berikutnya, kuriltai (perkumpulan perwakilan dari berbagai suku) dipanggil. Pada pertemuan ini Temujin diberi gelar Genghis Khan, yang berarti penguasa universal.

Beberapa orang berpendapat bahwa penaklukan Mongol memiliki dimensi spiritual. Ini karena Genghis Khan dinyatakan sebagai wakil dari Mongke Koko Tengri ('Langit Biru Abadi'), dewa tertinggi bangsa Mongol.