Saat kecil, mungkin Anda diwajibkan minum vitamin setelah makan. Dan itu hal yang mudah. Namun, ketika dewasa, memahami dunia vitamin dan suplemen menjadi lebih rumit. Banyaknya pilihan yang tersedia di toko, ditambah dengan kurang pemahaman akan nutrisi, mengubah tugas sederhana menjadi sulit.
Oleh karena itu, Huffingtonpost bertanya kepada dua ahli untuk membantu kita memahami vitamin.
Vitamin versus suplemen
Penting untuk memahami perbedaan antara vitamin dan suplemen.
Dr. Marc Leavey, ahli penyakit dalam di Mercy Medical Center, mendeskripsikan vitamin sebagai mikronutrien atau “zat kimia yang bertindak untuk mempromosikan atau mempercepat reaksi biokimia dalam tubuh”. Biasanya, vitamin berasal dari lingkungan dan makanan yang kita konsumsi.
(Baca juga: 5 Manfaat Musik Bagi Kesehatan Tubuh)
Sementara itu, suplemen merupakan pil yang Anda beli di toko obat dengan dosis vitamin dan mineral tertentu, seperti vitamin D, zat besi, biotin, dan yang lainnya.
Amy Gorin, ahli gizi bersertifikasi dan pendiri Amy Gorin Nutrition mengatakan, vitamin – bersama dengan mineral dan nutrisi lainnya – merupakan sesuatu yang penting untuk kesehatan tubuh. Sebagai contoh, vitamin C bisa memperbaiki sistem kekebalan tubuh, sementara potasium (mineral) membantu menstabilkan tekanan darah.
Perlukah asupan suplemen setiap hari?
Meskipun Anda harus mendapatkan berbagai nutrisi setiap hari, termasuk vitamin dan mineral, Leavey tidak merekomendasikan konsumsi rutin suplemen vitamin untuk mencapai tujuan tersebut.
Gorin menambahkan, untuk mendapatkan asupan vitamin yang diperlukan, Anda hanya perlu makan sehat dan diet seimbang.
Anda boleh mengonsumsi suplemen apabila mengalami kekurangan gizi. Dengan kata lain, tidak ada “ukuran yang pasti” ketika berbicara mengenai suplemen vitamin.
Namun, sebelum mengonsumsi suplemen, hal pertama yang harus dilakukan adalah berusaha meningkatkan asupan nutrisi terlebih dahulu.
Memperbaiki gizi
Mulai dengan memeriksa kembali pola diet Anda. Gorin merekomendasikan menulis jurnal makanan selama beberapa hari untuk mencatat apa dan berapa banyak yang Anda konsumsi.
Bisa juga dengan menggunakan aplikasi seperti MyFitnessPal untuk mengevaluasi jumlah nutrisi yang sudah diperoleh.
Jika sudah memperbaiki pola makan, namun tetap ingin mencoba suplemen, Leavey menyarankan agar berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Nantinya, dokter akan melakukan tes kesehatan, mengetahui jumlah nutrisi yang kurang, dan memastikan Anda akan mendapatkan suplemen dalam jumlah yang tepat.
Jenis suplemen
Jika Anda memilih untuk tetap mengonsumsi suplemen (untuk mendapatkan vitamin, mineral, maupun nutrisi lainnya), berikut adalah empat jenis yang bisa dipertimbangkan:
1. Omega-3
Gorin mengatakan, suplemen Omega-3 mengandung DHA dan EPA yang bisa memperbaiki kesehatan jantung dan otak.
“Mengonsumsi 3,5 ons ikan berlemak seperti salmon dan haring bisa memenuhi kebutuhan omega-3. Namun, jika tidak memakannya, Anda bisa mengonsumsi suplemen harian dengan kadar 250 miligram.
2. Vitamin D
Vitamin D sangat penting untuk kesehatan tulang dan bisa mencegah osteoporosis, nyeri sendi dan masalah lainnya.
Namun, karena vitamin D utamanya berasal dari paparan sinar matahari dan sulit diperoleh dari makanan, banyak orang yang kekurangan vitamin ini dan mungkin membutuhkan suplemen.
3. Vitamin B12
Vitamin B12 membantu tubuh melakukan fungsi penting, seperti memproduksi sel darah merah dan menjaga kesehatan sistem saraf pusat.
(Baca juga: Idap Penyakit Langka, Tulang Perempuan ini Perlahan-lahan Lenyap)
“Sayangnya, vegetarian tidak banyak memiliki vitamin ini. Sebab, sumbernya adalah makanan yang berasal dari daging hewan,” kata Gorin. Oleh karena itu, suplemen bisa menggantikan manfaatnya.
4. Zat besi
Zat besi, mineral yang terdapat pada sel darah merah, membantu mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Leavey mengatakan, kekurangan zat besi bisa menyebabkan kelelahan dan pusing. Gejala ini sering terjadi pada perempuan yang sedang mengalami menstruasi. Namun, suplemen zat besi bisa membantu memenuhi kekurangan tersebut.