Titik Terang Pencarian Informan Anonim yang Mengkhianati Anne Frank

By Sysilia Tanhati, Rabu, 19 Januari 2022 | 13:00 WIB
Buku harian yang ditulis Anne saat bersembunyi diterbitkan setelah perang. Buku ini menjadi simbol harapan dan pertahanan. (Collectie Anne Frank Stichting Amsterdam)

Nationalgeographic.co.id—Pada 4 Agustus 1944, polisi di Amsterdam yang diduduki Nazi menggerebek sebuah gudang. Mereka menangkap delapan orang Yahudi yang bersembunyi di balik rak buku. Di antara mereka yang ditangkap adalah Anne Frank. Gadis berusia 15 tahun ini menghabiskan lebih dari dua tahun tinggal di rumah persembunyian yang sempit. Di tempat itu, ia tinggal bersama orang tua dan kakak perempuannya.

Buku harian yang disimpan Frank selama masa persembunyiannya sekarang dianggap sebagai salah satu catatan terpenting dari Holocaust. Buku ini menjadi simbol harapan dan pertahanan.

Namun, penyebab mengapa ia dan keluarganya bisa ditemukan masih menjadi misteri hingga kini.

Diyakini bahwa seseorang informan membantu Nazi. Namun meskipun penyelidikan telah dilakukan selama beberapa dekade, identitas informan itu tidak terungkap.

Sebuah tim kasus dingin menyisir bukti-bukti selama lima tahun. Ini dilakukan dalam upaya untuk mengungkap salah satu misteri Perang Dunia Kedua yang paling abadi. Mereka mencapai apa yang disebutnya "skenario yang paling mungkin" tentang siapa yang mengkhianati Anne Frank dan keluarganya.

Penyelidik mulai memeriksa kasus ini pada tahun 2016, berharap dapat memberikan jawaban baru. Sebuah tim beranggotakan 20 orang dipimpin oleh dua pensiunan pejabat FBI. Mereka adalah mantan agen khusus Vince Pankoke dan ilmuwan perilaku Roger Depue.

Seperti yang dilaporkan The New York Times, mereka berharap untuk menggunakan teknologi baru, termasuk akuntansi forensik, pemodelan komputer, dan bahkan penelitian crowd sourcing. Tujuannya untuk memeriksa bukti yang ada seperti buku harian Anne Frank dan gedung Amsterdam tempat keluarga Frank bersembunyi.

Ayah Anne Frank, Otto merupakan satu-satunya anggota keluarga yang selamat dari deportasi berikutnya ke kamp konsentrasi. Ia menyatakan bahwa pengkhianatan telah menyebabkan penangkapan mereka. Mereka bersembunyi di dalam gudang yang pernah dimilikinya. Keluarga ini juga dibantu oleh beberapa karyawannya serta simpatisan Belanda lainnya.

Baca Juga: Demi Propaganda, Nazi Bikin Alkitab Anti-Semit dan Yesus Ras Arya

Tak lama setelah Perang Dunia II berakhir, Otto Frank berpendapat bahwa pelakunya adalah Willem van Maaren, seorang pegawai gudang. Van Maaren kemudian menjadi subjek berbagai penyelidikan terkait pengkhianatan itu. Namun dia selalu bertaham dan tidak ada satu pun kasus yang menghasilkan bukti yang memberatkannya.

Pada tahun-tahun sejak buku harian Anne Frank diterbitkan, para peneliti dan sejarawan telah mengusulkan beberapa informan potensial lainnya. Ini termasuk Lena Hartog, istri salah satu karyawan gudang. Juga Nelly Voskuijl, saudara perempuan salah satu pembantu keluarga Frank.

Sementara itu, pada 2002, penulis Carol Ann Lee berargumen bahwa informannya adalah Tonny Ahlers. Ia adalah simpatisan Nazi Belanda yang pernah menjadi rekan bisnis Otto Frank. Putra Ahlers sendiri mendukung teori bahwa ayahnya adalah pelakunya. Lagi-lagi penyelidikan oleh otoritas Belanda tidak menemukan bukti kuat tentang keterlibatannya.