Menikmati Danau Suci di Tengah Langit Tibet

By , Senin, 23 April 2018 | 12:00 WIB

Tim WISSEMU sendiri menghabiskan dua malam di Laurebina, untuk menjaga agar proses aklimatisasi berjalan dengan baik.

Laurebina (3.950 mdpl)-Gosaikunda (4.380 mdpl)

Tim WISSEMU melakukan perjalanan dari Laurebina (3.950 mdpl) di ketinggian menuju Gosaikunda (4.380 mdpl), dalam pelukan kabut dan dinginnya cuaca. (Fransiska Dimitri Inkiriwang/WISSEMU)

Perjalanan melalui jalur ini memakan waktu 4 hingga 5 jam, dengan medan curam dan kemudian mendatar. Amat berbeda dengan awal perjalanan, trek dari Laurebina menuju Gosaikunda dipenuhi oleh bebatuan dan debu yang berterbangan, yang membuat kerongkongan dan mulut terasa amat kering. Tim WISSEMU dan para pendaki lainnya harus menggunakan buff, kain penutup hidung dan mulut, untuk mengatasi hal ini.

Setelah melalui pendakian curam selama dua jam, pemandangan mulai berubah menakjubkan di area ini. Dalam jalur berselimut salju, jajaran pegunungan Langtang, Manaslu, Ganesh Himal, serta puncak-puncak pegunungan Tibet lainnya, mulai membentang di depan mata, saat cuaca cerah. 

Nyaris tak ditemukan vegetasi di jalur ini. Pendaki akan menemukan stupa kecil setelah jalur berubah menjadi datar di tepian gunung, dan danau-danau pun akan mulai bermunculan. Saat memasuki Danau Gosaikunda, para pendaki akan disambut oleh patung Ganesha.

Gosaikunda sendiri tampak seperti danau kembar, dengan pandangan lepas ke arah lembah. Dipercaya sebagai rumah Dewa Siwa dan Dewa Gauri, danau ini dipercaya terbentuk saat Dewa Siwa menelan racun dan ingin melenyapkan rasa nyeri di tenggorokannya.

Sang Dewa pun menancapkan trisulanya ke tanah dan keluarlah air untuk diminum, yang menghasilkan Danau Gosaikunda yang setahun sekali ramai didatangi oleh para peziarah.

Tim WISSEMU menghabiskan 3 malam di tempat ini. Selain berkeliling dan juga mengambil foto-foto pemandangan yang luar biasa cantiknya, mereka juga melakukan trekking di area sekitar untuk menyempurnakan aklimatisasi, termasuk menyambangi Gosaikunda Pass di ketinggian 4.600 mdpl.

Dalam perjalanan pulang, mereka disapa oleh badai salju yang mengaburkan pandangan dan menutup jalur, sehingga sulit untuk berjalan tanpa crampon atau alas sepatu pendakian khusus di daerah bersalju.

Suhu bisa turun hingga mencapai minus lima derajat Celsius di tempat ini, bahkan saat musim panas. Terdapat kuil kecil yang didedikasikan untuk Dewa Siwa di ujung danau. Jika para pendaki memiliki waktu lebih, puncak Surya bisa didaki untuk menikmati pemandangan lima danau sekaligus, yang ada di kawasan ini.