Senjata-senjata yang Digunakan AS, Inggris, dan Prancis Untuk Menyerang Suriah

By , Senin, 23 April 2018 | 14:00 WIB

Amerika Serikat bersatu dengan Inggris dan Prancis melancarkan serangan udara terhadap jantung senjata kimia yang dikelola Suriah, pada Sabtu (14/4) lalu. Inilah senjata-senjata yang mereka gunakan

Jet Tornado Inggris

Inggris berkontribusi pada operasi tersebut dengan memberikan empat jet Tornado dan rudal jelajah Storm Shadow. Selain itu, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, jet Typhoon juga ikut dalam misi penyerangan.

Jet-jet tersebut lepas landas dari RAF Akrotiri, markas Angkatan Udara Inggris yang berlokasi di Siprus, lalu menargetkan lokasi senjata kimia Suriah di kota Homs.

(Baca juga: Suku Bajau, ‘Penjelajah Air’ yang Ditakdirkan Menjadi Penyelam Terkuat)

Mesin kembar Tornado GR4 ini merupakan pesawat serangan darat andalan Inggris. Itu dilengkapi dengan rudal Storm Shadow, senjata yang diluncurkan dari udara dengan kekuatan ledak seberat 400 kilogram  dengan jarak 400 kilometer.

Pentagon mengatakan, jet tempur Inggris menembakkan  delapan rudal Storm Shadow.

Jet Rafale Prancis

Dalam sebuah postingan video di Twitter, kantor presiden Prancis, Emmanuel Macron, memperlihatkan jet Rafale lepas landas untuk melancarkan misi Suriah.

Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly, mengatakan bahwa jet tersebut terbang dari markas mereka di Prancis. Sama seperti jet Tornado, Rafale bermesin ganda dipersenjatai dengan rudal Storm Shadow yang bisa terbang sejauh 250 mil. Artinya, jet dapat menyerang ke lokasi tanpa harus terbang ke Suriah.

Para pejabat AS mengatakan, jet Mirage memang digunakan dalam serangan. Jet tersebut menembakkan total sembilan rudal.

Pesawat pengebom B-1 AS

Pentagon mengatakan, Angkatan Udara AS menggunakan dua pembom B-1 saat serangan Suriah.  Senjata ini meluncurkan 19 rudal.

AS tidak mengatakan dari mana B-1 meluncur, tapi sebuah media Angkatan Udara menunjukkanpembom tiba di pangkalan udara Al Udeid, Qatar, pada awal bulan ini.

Kapal penjelajah, perusak, dan kapal selam berbasis rudal AS

Pentagon mengatakan, tiga kapal perang AS dan kapal selam dengan rudal Tomahawk ikut berpartisipasi pada serangan Suriah.

Dari Laut Merah, kapal Monterey menembakkan 30 rudal Tomahawk dan kapal perusak Laboon menambahkan tujuh lagi.

Sementara itu, kapal perusak Higgins meluncurkan 23 rudal Tomahawk dari Teluk Arab Utara.

Kapal selam John Warner meluncurkan enam rudal Tomahawk dari Laut Mediterania.

Rudal jelajah Tomahawk

Rudah jelajah Tomahawk telah menjadi senjata andalan militer AS untuk operasi-operasi seperti serangan Suriah.  Rudal ini juga digunakan tahun lalu ketika AS menembakkan 60 Tomahawk di pangkalan udara Suriah.

Tomahawk dibawa oleh lusinan kapal perang AS dan Inggris. Termasuk kapal penjelajah, kapal perusak dan kapal selam.

(Baca juga: Pemanasan Global Mengubah Great Barrier Reef)

Ia didesain untuk terbang sangat rendah dan memiliki navigasi di sekitar perhanannya menggunakan sistem panduan on board. Targetnya bisa diubah di tengah peluncuran melalui komunikasi dengan pengendali.

Kapal perang dan rudal Prancis

Prancis menembakkan tiga rudal jelajah dari salah satu kapal perangnya saat serangan Suriah. Fregat tersebut merupakan yang terbaru di armada Angkatan Laut Prancis, dilengkapi dengan rudal MdCN yang memiliki 16 tabung peluncuran.

Jarak yang bisa ditempuh rudah sangat rahasia. Pabrik pembuat rudal mendeskripsikannya dengan “memiliki jangkauan yang sangat panjang”. Beberapa situs berspekulasi, jangkaunnya mencapai seribu kilometer.