Pengamatan dari teleskop luar angkasa lain, seperti Hubble, akan diperlukan untuk memverifikasi penemuan tersebut, sebuah proses yang bisa memakan waktu bertahun-tahun.
Eric Agol, seorang profesor astronomi di University of Washington, mengatakan dia ragu bahwa sinyal terbaru ini akan menjadi nyata. "Mungkin hanya fluktuasi data, baik karena bintang atau kebisingan instrumental," katanya.
Yang lain terdengar lebih optimis. "Ini adalah sains yang terbaik," kata Michael Hippke, astronom independen di Jerman. "Kami menemukan objek yang menarik, membuat prediksi, dan mengonfirmasi kandidat exomoon atau mengesampingkannya dengan pengamatan di masa depan." tuturnya.
“Saya sangat senang melihat calon exomoon kedua, meskipun sangat disayangkan hanya dua transit yang terpantau. Lebih banyak data akan sangat keren” tambahnya.
Melihat bulan atau bahkan planet yang berjarak ratusan hingga ribuan tahun cahaya dari Bumi bukanlah hal yang mudah. Bulan dan planet hanya dapat diamati secara tidak langsung saat melintas di depan bintang induknya, menyebabkan cahaya bintang meredup sebentar. Menangkap salah satu dari sinyal transit singkat ini dengan teleskop itu rumit, dan begitu juga menafsirkan data kurva cahaya. Bulan bahkan lebih sulit dideteksi karena lebih kecil dan menghalangi lebih sedikit cahaya.
Baca Juga: Harta Karun Baru: Gugus Bola yang Menyimpan Petunjuk Evolusi Galaksi