Pentingnya Lingkungan Terhadap Kesehatan Fisik dan Psikologi Lansia

By Tri Wahyu Prasetyo, Sabtu, 29 Januari 2022 | 14:00 WIB
Ilsutrasi Lansia dan Pendamping (nationalhealthexecutive)

Baca Juga: Jaga Kesehatan Lansia Selama Pandemi COVID-19, Jepang Manfaatkan Youtube

“Saat sakit, mereka mengaku tidak bersemangat untuk pergi ke dokter atau hanya sekedar mengkonsumsi obat warung. Akan tetapi saat anak mereka menghubungi dan menanyakan kabar mereka, responden mengaku merasa lebih sehat,” kata Gyonnesvea selaku ketua penelitian.

Berbeda halnya dengan respon responden yang tinggal bersama keluarganya. Mereka mengaku bahwa hidupnya lebih stabil, baik secara kesehatan fisik maupun kesehatan psikologi. Mereka merasa dirinya lebih didukung, lebih bersemangat, dan merasa ada yang memperhatikan.

Perhatian yang diberikan oleh sanak keluarga membuat mereka merasa hidupnya lebih ‘nyala’ dan terhindarkan dari kondisi depresi. Hal ini senada dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ramlah, bahwa dukungan yang paling penting dibutuhkan oleh lansia adalah dukungan emosional, sehingga mereka merasa dibutuhkan dan tidak merasa diabaikan oleh keluarga.

Peneliti juga menemukan bahwa lansia wanita lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental terutama bagi mereka yang tinggal sendiri atau tidak bersama keluarganya. Dari lansia berjenis kelamin pria dan wanita, responden wanita lebih banyak yang mengalami depresi. 

Hal ini bisa saja disebabkan oleh fase premenopause, sebab dalam fase tersebut produksi hormon estrogen menurun. Hal ini menyebabkan perubahan fisik terjadi pada wanita. Dampaknya lansia wanita akan khawatir karena mereka tidak nyaman dengan perubahan dalam tubuhnya, dirinya juga berpikir bahwa akan terlihat tidak menarik.

Melalui penelitian ini kita dapat memahami bahwa perhatian keluarga sangat penting dalam kesehatan lansia. Bahkan sekedar menanyakan kabar mampu menolong lansia dalam kegundahan.