Lukisan Edouard Riou, Romantisme dan Luka di Balik Terusan Suez

By Galih Pranata, Minggu, 23 Januari 2022 | 15:00 WIB
Lukisan dalam piring suvenir de Lesseps karya Edouard Riou dan Eugène Cicéri pada tahun 1869. (Souvenir de Ferdinand de Lesseps et du Canal de Suez/Lebas Photographie Paris)

Nationalgeographic.co.id—Pada 17 November 1869, ilustrator Perancis, Edouard Riou, menempatkan dirinya berada di garis pantai utara Mesir, dengan buku sketsa di tangan, saat para pejabat Eropa berkumpul dengan penduduk setempat di tepi perairan.

Setelah puluhan tahun bolak-balik antara Perancis dan penguasa Ottoman di Mesir, Terusan Suez akhirnya dibuka untuk bisnis, dan Ferdinand de Lesseps, pengembang utama kanal, telah menugaskan Riou untuk membuat album suvenir dari acara tersebut.

Peresmian di Port Said adalah momen kemenangan bagi de Lesseps, yang sepenuhnya ditangkap oleh gambaran cat air Orientalis Riou, yang kemudian diterbitkan dan dibagikan ke seluruh Perancis pada saat itu.

"Hampir 150 tahun kemudian, lukisan Riou akhirnya kembali ke mata publik di Paris, muncul di pintu masuk pameran Institut du Monde Arabe saat ini 'The Epic of the Suez: From the Pharaohs to the 21st century'," tulis Pelletier.

Mary Pelletier menulisnya kepada Apollo Magazine, dalam artikelnya berjudul A brief history of the Suez Canal, yang dipublikasikan pada 3 Juli 2018.

Pameran besar dan ambisius ini mencakup lebih dari 2.000 tahun sejarah kanal, menyatukan lukisan Orientalis dengan instalasi multimedia, dan artefak kuno dengan model skala modern dan peta bersejarah tentang Terusan Suez.

"Riou telah berhasil menghadirkan kembali kemegahan dan suasana saat peresmian Terusan Suez dalam kanvas minyak besarnya," tambahnya.

Dipenuhi dengan nostalgia romantis, lukisannya menggambarkan tenda-tenda upacara yang megah ditampilkan dalam warna biru melamun, merah muda dan cokelat, sementara tiang kapal tinggi memudar menjadi kabut latar belakang.

Terusan Suez selama krisis tahun 1956. (R.E Pink/National Army Museum)

Barisan pria dengan pakaian lokal, berjalan menuju upacara peresmian dengan berjalan kaki, mengarungi kolam air pasang berpasir, dengan satu unta yang turut ambil bagian dalam pelaksanaan upacara.

"Lukisan ini merupakan bagian sentral dari ruang pembukaan pameran, yang mencerminkan ide-ide kolonial Eropa yang agung pada akhir abad ke-19," terusnya.

Terusan Suez adalah representasi keinginan dan ambisi dari Muhammad Ali Pasha, yang memerintah Mesir Utsmaniyah dari awal 1800-an hingga 1848. Karya-karya Riou, mengungkapkan bahwa pembukaan Terusan Suez pada akhirnya merupakan upaya industri.