Nationalgeographic.co.id - Meskipun hanya sekitar 120 kawah tumbukan yang telah diidentifikasi di Bumi, para ilmuwan memperkirakan bahwa di permukaan Mars ada lebih dari 43.000 kawah tumbukan dengan diameter lebih dari 5 kilometer (3 mil), dan mungkin lebih dari seperempat juta kawah tumbukan yang ukurannya mirip dengan Kawah Meteor. Para ilmuwan percaya bahwa sebagian besar kawah di Mars terbentuk oleh dampak meteorit di awal sejarah Mars, tetapi ada beberapa juga yang mungkin dari dampak yang lebih baru.
Pemetaan dan penghitungan kawah tumbukan adalah teknik yang paling umum digunakan untuk memperoleh wawasan terperinci tentang peristiwa dan proses geologis yang membentuk permukaan planet terestrial. Para ilmuwan dari Universitas Curtin dalam studi baru mereka telah menggunakan algoritma pendeteksian kawah dalam upaya mereka untuk menganalisis pembentukan lebih dari 500 kawah Mars yang besar.
Algoritma yang mereka gunakan secara otomatis menghitung kawah tumbukan yang terlihat dari gambar resolusi tinggi. Para ilmuwan menemukan bahwa frekuensi tabrakan asteroid yang membentuk kawah Mars telah konsisten selama lebih dari 600 juta tahun.
Hasil studi ini telah dipublikasikan di jurnal Earth and Planetary Science Letters pada 07 Januari 2022 berjudul "Has the impact flux of small and large asteroids varied through time on Mars, the Earth and the Moon?"
Baca Juga: Robot Penjelajah NASA Menemukan Molekul Organik di Planet Mars
Melansir SciTechDaily, Ilmuwan utama yang menulis studi ini, Dr. Anthony Lagain dari Curtin's School of Earth and Planetary Sciences mengatakan, "Meskipun penelitian sebelumnya menunjukkan lonjakan frekuensi tabrakan asteroid, penelitian ini menemukan bahwa mereka tidak berbeda sama sekali selama jutaan tahun."
“Menghitung kawah tumbukan di permukaan planet adalah satu-satunya cara untuk secara akurat menentukan tanggal peristiwa geologis, seperti ngarai, sungai, dan gunung berapi, dan untuk memprediksi kapan, dan seberapa besar, tabrakan di masa depan,” tambahnya.
“Di Bumi, erosi lempeng tektonik menghapus sejarah planet kita. Mempelajari benda-benda planet tata surya kita yang masih melestarikan sejarah geologis awal mereka, seperti Mars, membantu kita memahami evolusi planet kita. Algoritma deteksi kawah memberi kita pemahaman menyeluruh tentang pembentukan kawah tumbukan, termasuk ukuran dan kuantitasnya, serta waktu dan frekuensi tabrakan asteroid yang membuatnya,” jelasnya.
“Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada lonjakan waktu dan frekuensi tabrakan asteroid karena produksi puing-puing. Ketika benda-benda besar saling bertabrakan, mereka pecah menjadi potongan-potongan puing, yang diperkirakan memengaruhi penciptaan kawah tumbukan.,” terang Lagain. "Studi kami menunjukkan bahwa tidak mungkin puing-puing menghasilkan perubahan pada pembentukan kawah tumbukan di permukaan planet," imbuhnya.
Baca Juga: Asteroid di Dekat Bumi Mungkinkah Pecahan Bulan yang Hilang?
Usia pembentukan kawah 40 km ini (lihat gambar atas) telah diperkirakan dengan menggunakan jumlah kawah kecil yang terkumpul di sekitarnya sejak tumbukan terjadi. Sebagian dari kawah kecil ini ditampilkan di panel kanan dan semuanya telah dideteksi menggunakan algoritma. Secara total, lebih dari 1,2 juta kawah digunakan untuk menentukan penanggalan kawah Mars.
Sementara itu, anggota penulis dan pemimpin tim yang menciptakan algoritma, Profesor Gretchen Benedix, juga memiliki pendapat sendiri, ia mengatakan, “algoritma juga dapat diadaptasi untuk bekerja di permukaan planet lain, termasuk juga pada Bulan.”
“Pembentukan ribuan kawah bulan sekarang dapat ditentukan secara otomatis, dan frekuensi pembentukannya dianalisis pada resolusi yang lebih tinggi untuk menyelidiki evolusinya. Ini akan memberi kami informasi berharga yang dapat memiliki aplikasi praktis di masa depan dalam pelestarian alam dan pertanian, seperti deteksi kebakaran hutan dan klasifikasi penggunaan lahan,” tutur Benedix.